CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

18 December 2007

Sejarah Gereja Santo Yoseph Palembang

Gereja Santo Yoseph Palembang 1947 sumber :kitlv.nl

Paroki St. Yoseph Palembang, merupakan paroki yang terbesar dan terluas wilayahnya. Lokasi dari Paroki ini berada di tengah kota, di jalan Jendral Sudirman atau berlokasi di Talang Jawa. Awal mula berdirinya Paroki St. Yoseph ini bermula dari Tanah milik Rumah Sakit Charitas di Jalan Jendral Sudirman. Di dirikan sebuah gedung yang bernama Sint Pius pada tahun 1953. Pada waktu itu Sint Pius merupakan pusat kegiatan tokoh-tokoh aktivis dalam hidup menggereja dan sering mendapat julukan “ Centre of actualization “. Pertama-tama Sint Pius digunakan untuk kegiatan yang bernafaskan iman. Pelayanan iman umat di Sint Pius pada awal mula dilakukan oleh Pastor Van der Heyden. Pada tahun 1965 Pastor Middledorp ditetapkan sebagai pastor Paroki St. Yoseph yang kegiatannya masih terpusat di Sint Pius. Pada waktu itu Pak Atmo Pawiro dengan setia membersihkan dan menyusun kursi + 220 kursi yang disiapkan untuk perayaan Ekaristi.

Gereja Santo Yoseph Palembang 2008 sumber : google

Taman Maria terletak di halaman belakang Gereja Santo Yoseph Palembang. Dalam taman ini terdapat sebuah pendopo yang didalamnya ada sebuah altar yang diatasnya diletakkan sebuah patung Maria Bunda Hati Kudus dengan dua buah lilin yang bernyala. Umat atau kelompok2 kategorial sewaktu waktu dapat melakukan devosi di tempat ini.

Tulisan di rangkum dari berbagai sumber

13 December 2007

Sejarah Hotel Musi Palembang

Hotel Jolink/ Hotel Musi Palembang (1940 - 1950) Sumber : beeldbankwo2.nl
Bangunan yang sampai saat ini tidak lagi berfungsi sebagai penginapan dulunya merupakan hotel yang terbaik di Palembang pada tahun 1930-an. Pada awalnya hotel ini bernama Hotel Schwartz dan dibangun pada tahun 1903 dengan gaya Indis. Secara keseluruhan bangunan terdiri atas dua bangunan, yaitu bangunan utama dan bangunan penunjang. Pada bangunan utama terdapat dua bagian, yaitu ruang aula dan kamar tamu yang terdiri dari 20 kamar. Pada bangunan penunjang terdapat beberapa ruangan yang difungsikan sebagai gudang, dapur dan kamar mandi untuk kamar-kamar kelas ekonomi.

Pedagang di hotel Zwart 1931 Sumber : Tropenmuseum

Hotel Musi yang strategis yang berdekatan dengan kantor ledeng dan pusat kota saat ini merupakan hotel yang paling bagus pada masanya.Seiring waktu hotel tersebut mengalami keterpurukan sehingga pada saat 2000 awal menjadi hotel kelas rendahan, ada loket travel dan bus juga dan lain lain.

Hotel musi masih menghadapi polemic kepemilikan tanah dan bangunan dimana saat itu hotel musi di bangun oleh lim Kim Sik pada tahun 1903 bekerjasama dengan pemerintah belanda maka hotel itu diberinama dengan Hotel Julling dan kemudian menjadi Hotel Zwart. Pada saat masa penjajahan jepang hotel ini di ambil alih dan di menjadi penginapan Kompeitai barulah pada tahun 1946 pemerintah Indonesia dapat mengambil alih dan di beri nama Hotel Musi.

Adapun hotel lainnya yang terkenal adalah hotel smith ( sehati ) yang telah rata dengan tanah dan berganti dengan Kantor Ditjen Pajak Palembang di Jl Wahidin No 1. 

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai sumber

11 December 2007

Sejarah Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah / Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur, Banyuasin, Sumatera Selatan

Rumah Sakit Lepra (RS Kundur ) 1926 sumber : kitlv.nl
Didirikan pada tahun 1914, pertamanya hanya sebagai tempat penampungan atau pengasingan penderita kusta. Lokasi pertama di daerah Kertapati (Seberang Ulu I)  + 25 Km dari lokasi sekarang. Pendiriannya diprakarsai oleh seorang nahkoda kapal Belanda (nama tidak diketahui), karena beberapa orang orang anak buah kapalnya menderita kusta, tempat penampungan ini diberi nama “KEMBANG PUMPUNG”.

Karena adanya protes masyarakat disekitar tempat penampungan itu maka lokasi penampungan dipindahkan ke lokasi sekarang yaitu ; Sungai Kundur – Kelurahan Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan yang jaraknya  + 20 Km dari kota Palembang dan terletak dipinggir Sungai Musi.

Saat Kunjungan Tahun 1926 sumber foto : Kitlv.nl

Dahulu lokasi RSK Dr.Rivai Abdullah Palembang seluas  + 120 Ha langsung diserahkan oleh BPM (Hindia Belanda). Tetapi setelah diukur ulang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan sertifikat Hak Pakai No. 02/Desa Mariana tahun 1993 ternyata lokasi tersebut tinggal + 27,5 Ha.

Sampai dengan tahun 1960 Rumah Sakit ini dikelola oleh sebuah yayasan yang kegiatan internnya dilakukan oleh Balai Keselamatan. Dengan terbitnya SK.Menteri Kesehatan .RI Nomor : 95048 /Hukum, tanggal 9 Desember 1960, maka pada tanggal  1 April 1961 oleh Bala Keselamatan Rumah Sakit ini diserahkan kepada Departemen Kesehatan RI.

Status RSK. Dr.Rivai Abdullah adalah Rumah Sakit vertikal milik Dep.Kes.RI, dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.

Kunjungan dan Pemeriksaan Kesehatan ke RS Kusta 1930 Sumber foto : Kitlv.nl

Sampai dengan tahun  1978  organisasi  RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang masih di bawah organisasi Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan, setelah diterbitkannya SK Menteri Kesehatan .RI Nomor :  141/Menkes/SK/IV/1978 tanggal 28 April 1978 secara resmi RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang  dinyatakan sebagai Unit Pelaksana Teknis Diretorat Jenderal Pelayanan Medik  Departemen Kesehatan  RI dengan eselon III.b. Pada tahun 1993 organisasi dan tata kerja RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang meningkat menjadi eselon II.b sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 185/Menkes/SK/II/1993 tangggal 26 Februari 1993 dan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 69 tahun 1993 tanggal 2 Agustus 1993 tentang Eselonisasi RS yang mana RSK. Dr.Rivai Abdullah merupakan Rumah Sakit Khusus Kelas A setara dengan RSU Kelas B.
Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 270/Menkes/SK/VI/1985 tanggal 4 Juni 1985 tentang Wilayah Binaan Rumah Sakit Kusta, RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang ditunjuk sebagai Rumah Sakit Kusta Pembina untuk Wilayah Regional Bagian Barat, meliputi seluruh Sumatera dan Kalimantan Barat (9 propinsi).

Pada tahun 1987  RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang mulai diberlakukan Pola Tarif, yang sebelumnya pelayanan pasien kusta  diberikan secara gratis. Namun bagi pasien kusta yang tidak mampu tetap diberikan pelayanan dengan membebaskan sebagian atau seluruhnya biaya pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

RS Rivai Abdulah/ RS Kusta Sungai Kundur saat ini

Dalam perkembangannya jumlah penderita kusta semakin menurun, untuk pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sarana, prasarana dan sumber daya manusia, pelayanan terhadap masyarakat tidak hanya terbatas kepada penderita kusta saja, tetapi juga pelayanan bagi masyarakat guna meningkatkan fungsi sosial rumah sakit kepada penduduk yang tinggal di sekitar RSK terutama penderita yang tidak/kurang mampu, serta guna menghilangkan leprophobia pada masyarakat, tetapi juga pelayanan bagi masyarakat (penderita) umum, maka RSK.Dr.Rivai Abdullah Palembang mengusulkan Izin Pemberian Pelayanan Umum di  RS.Kusta Sungai Kundur melalui surat Nomor : KU.03.02.1.24.2164 tanggal 26 Agustus 1995 yang disetujui (diberikan Izin) oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik melalui Surat Nomor : BM.01.03.3.2.04929.A tanggal 31 Oktober 1995.

Untuk mengenang jasa-jasa Alm. Dr. Rivai Abdullah semasa beliau memimpin Rumah Sakit dari tahun 1971 s/d tahun 1986, maka diusulkan perubahan nama RSK dari RSK. Sungai Kundur menjadi RS.Kusta Dr. Rivai Abdullah kepada Menkes RI melalui Surat Nomor : KS.00.05.1.11.3766 tanggal 6 Juli 2006 dan disetujui oleh Menteri Kesehatan RI melalui Surat Nomor : 630/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 10 Agustus 2006.

Berikut nama-nama Direktur yang pernah meminpin Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang:
-
1914 – 1918
belum ada petugas khusus
-
1918 – 1922
Tuan Louis
-
1922 – 1928
Tuan Uijling
-
1928 – 1932
Tuan Rosenlund
-
1932 – 1936
Tuan Moutbow
-
1936 – 1939
Tuan Uijling Periode II
-
1939 – 1942
Tuan Moutbow Periode II
-
1942 – 1946
Mantri Hardjo
-
1946 – 1951
Tuan H.Geerth
-
1951 – 1954
Tuan A.Sterh.
-
1954 – 1957
P.Telaumbanua
-
1957 – 1960
D..Manuhutu
-
1960 – 1971
Dr.R.Gojali dibantu oleh Z.Maigoda & CH.Paliama (Paramedis)
-
1971 – 1980
Dr.Rivai Abdullah
-
1980 – 1983
Dr.Farida Sirlan (PJ)
-
1983 – 1986
Dr.Rivai Abdullah
-
1986 – 1992
Dr.D.Tambunan, Sp.KK
-
1992 – 2000
Dr.APB Matondang, SKM
-
2000 – 2005
Dr.Hj.F.Nuraini Kurdi, Sp.RM, MPH
-
2005 – 2008
Dr. H. Bayu Wahyudi, MPH..M, Sp.OG
-
2008 – Sekarang
Dr.H. Heriyadi Manan, SpOG

Rumah Sakit Dr. Rivai Abdullah 
Jl. Sungai Kundur No. 1
Mariana, Kecamatan Banyuasin I
Banyuasin
Telp. 0711-7537201
Fax. 0711-7537204
Email rsdr_rivaiabdullah@yahoo.co.id

Sumber tulisan : rsrivaiabdullah.id/

03 December 2007

Sejarah Nederlandsche Handel Maatschappij Palembang

NHM tahun 1951 Sumber Foto : Kitlv.nl
NHM = Nederlandsche Handels Maatschappij didirikan pada tanggal 9 Maret 1824 oleh Raja Willem I. Dulu NHM bukan bank tapi perseroan perdagangan. Para penduduk Hindia Belanda memberikannya nama panggilan “Kompenie Ketjil”. Pengganti NHM pada jaman sekarang adalah Bank ABN-AMRO yang punya cabang di Indonesia juga.

NHM mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor., dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor. Pada tahun 1999 setelah melalui badai krisis ekonomi maka Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri , maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.

Sumber Foto : Kitlv.nl

Untuk di Palembang sendiri NHM yang awal mulanya terletak di Jl Tenguruk (Sekarang menjadi badan jembatan Ampera di Seberang ilir) yang sekarang ini sudah tidak berbekas karena telah di menjadi bagian dari Jembatan Ampera.

Sumber Tulisan : Di rangkum dari berbagai sumber