CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

20 May 2010

Kambang Koci

Situs Kambang koci di terminal petikemas boom baru Palembang
Situs Kambang Koci merupakan situs pemakaman yang terletak di areal parkir pelabuhan peti kemas milik Pelindo II di Boom Baru, Kecamatan Ilir Timur II, Kotamadya Palembang. Pemakaman ini termasuk salah satu aset budaya masa silam terutama masa Kesultanan Palembang Darussalam di Sumatera Selatan yang perlu dilestarikan.

Tanah pemakaman tersebut dinamakan Kambang Koci yang berasal dari kata-kata kambang (kolam) dan sekoci (perahu), karena jauh sebelumnya tempat itu merupakan tempat pencucian perahu

Di situs tersebut terdapat beberapa nisan kuno yang diidentifikasikan bertipe Demak-Troloyo dan Aceh dengan variasinya. Dari hasil pembacaan inskripsinya dapat pula diketahui bahwa angka tahun yang paling tua menyebutkan 1231 H. Nisan-nisan makam Kambang Koci merupakan tinggalan budaya masa lalu di Palembang yang sangat berharga bagi kajian arkeologi. Tinggalan tersebut dapat dikaji melalui beberapa pendekatan yanitu grafis, kaligrafi, filo-arkeologi dan linguistik.

Aadapun yang memegang kunci gerbang Bpk. Abubakar Sahab yang tinggal di 10 ilir dari beliau saya banyak mendapat keterangan mengenai makam-makam di sini.
---------------------------------

Awalnya, kawasan pemakaman jauh sebelum Pelabuhan Boom Baru (artinya, pelabuhan yang baru) didirikan ini merupakan dialiri sebuah sungai kecil. Lebih tepatnya, semacam ceruk di Sungai Musi. Sungai kecil inilah yang kemudian disebut kambang (kolam). Di tempat itulah, para pemilik kapal penes (sebutan wong Plembang untuk pinisi) berlabuh dengan sekocinya saat kapal mereka sedang diperbaiki. 

Kawasan ini sebelumnya termasuk bagian dari Kompleks Pemakaman Kawah Tekurep, yaitu makam keluarga Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo. Kemudian, di lokasi ini didirikan pelabuhan, yang dikenal sebagai Boombaru pada tahun 1924. Antara masa itu pula, Pemerintah Belanda di Palembang memotong areal pemakaman untuk jalan sehingga Kawah Tekurep terpisah dari Kambang Koci. Penguasa Pelabuhan Boombaru (Haven Meester) pernah mengklaim Kambang Koci saat itu luasnya hampir 1 ha sebagai harta pelabuhan, sekitar tahun 1920-an. Namun kemudian, lewat Staadblat tahun 1924 No. 54, diputuskan bahwa pemakaman yang menempati tanah wakaf Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo itu bukan bagian dari pelabuhan. 

Akihirnya, pada tahun 1928, gugatan Haven Meester itu digugurkan pada November 1928. Pada tahun 1974, pihak Pelabuhan Boombaru meminta sebagian areal pemakaman untuk dijadikan sebagai areal penumpukan peti kemas (container field). Dengan pembangunan lapangan peti kemas itu, luas areal pemakaman akhirnya susut menjadi sekitar 1.392 meter persegi. 

Atas perlakuan ini, pihak pelabuhan melalui Administratur Pelabuhan Boombaru kala itu, Julius Tiranda, memberikan kompensasi kepada pihak ahli waris (Zuriat Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam) berupa pemugaran kompleks makam. Sebelumnya, sekitar tahun 1964, pihak ahli waris telah membangun pagar di sekeliling makam agar pemakaman tidak terganggu. Dalam surat perjanjian yang ditandatangani Sabtu, 22 November 1975 itu, antara lain berisi kesanggupan pihak pe-labuhan untuk memugar dan membangun pertamanan serta merawat pemakaman itu. 

Termasuk, menanggung segala pembi-ayaannya. Selain ditandatangani oleh Administatur Pelabuhan Bommbaru, Julius Tiranda, dan wakil ahli waris, Taufiq A. Gathmyr, surat perjanjian ini juga ditandatangani Walikota Palembang (kala itu), H.A. Arifai Cek Yan disertai dua saksi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan arkeolog, antara lain Mujib dan Budi Wiyana dari Balai Arkeologi Palembang, dari 123 makam di pemakaman yang terletak sekitar 50 meter dari Kompleks Kawah Tekurep ini, terdapat dua tipe makam. Yaitu, Demak-Troloyo dan Aceh. Sedangkan dari keaslian bahan dan tulisannya, makam itu terbagi tiga. Pertama, nisan asli yang terbuat dari kayu ulin dengan tulisan asli. Kedua, bahan nisan asli sementara tulisan lebih muda daripada nisan pertama. Ketiga, bahan nisan baru (batu) dan tulisan kuno.

13 May 2010

Komplek Pertamina Bagus Kuning

Gerbang Masuk Komplek Pertamina Bagus Kuning






Masjid di Komplek bagus kuning

Disebut komplek “Bagus Kuning” karena di sana ada kuburan Ratu Bagus Kuning, pemakaman tua era Kerajaan Palembang. Lokasinya di tepi Sungai Musi, tepatnya di timur Palembang Ulu, atau sekitar lima kilometer dari Jembatan Ampera. Komplek perminyakan yang sudah ada sejak pada saat zaman kolonial Belanda dengan beroperasinya STANVAC/SVPM (Standard Vacum Petroleum Matschapij) dan BPM (British Petroleum Matschapij beroperasi kurang lebih 1904), dua perusahaan minyak besar yang memiliki kilang refinery yang terletak di Sungai Gerong yang beroperasi di tahun +/- 1926 dan Plaju tahun +/- 1900.

serta sumur-sumur produksi yang tersebar di sejumlah lokasi di sekitar Prabumulih, Pendopo, dan Jambi, dan lain-lain. sehingga banyak perumahan-perumahan atau komplek yang di buat untuk karyawan-karyawan perusahaan perminyakan ini.

Setelah zaman kemerdekaan dan di nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia tahun 1950 maka banyak orang asing yang selama ini mendiami komplek perumahan ini pergi kembali ke negeri Belanda, tidak heran kalau arsitek perumahan di komplek pertamina banyak seperti perumahaan eropa dengan letak yang jarang-jarang untuk mencegah kebakaran.

Tapi sudah beberapa tahun belakangan ini komplek pertamina bagus kuning ini sudah tidak terpakai lagi, sehingga banyak rumah yang sudah tidak terawat dan terbengkalai.

11 May 2010

Kawah Tengkurep

Makam Sultan Mahmmud Badaruddin I di kawasan Kelurahan 3 Ilir
Kompleks Pemakaman ini sekarang masuk dalam kawasan Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang. Berdasarkan catatan lama, pemakaman ini dibangun tahun 1728 M atas perintah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (wafat tahun 1756 M), setelah pembangunan Kompleks Makam atau Gubah Talang Kerangga (30 Ilir). Nama kawah tekurep diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang menyerupai kawah ditengkurapkan (Palembang: tekurep). Jika diukur dari tepian Sungai Musi, kompleks makam ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai.

Sekelilingnya dipagari dengan batu bata, yang sebagian telah rusak. Di sisi yang menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang merupakan gerbang utama untuk memasuki kompleks makam. Di dalamnya, terdapat empat cungkup. Yaitu, tiga cungkup yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang kesultanan. Berikut nama-nama tokoh yang dimakamkan: 

Cungkup I:
1. Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat tahun 1756 M)
2. Ratu Sepuh, istri pertama yang berasal dari Jawa Tengah
3. Ratu Gading, istri kedua yang berasal dari Kelantan (Malaysia)
4. Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio), istri ketiga yang berasal dari Cina
5. Nyimas Naimah, istri keempat yang berasal dari 1 Ilir (kini Guguk Jero Pager Kota Plembang Lamo)
6. Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan

Cungkup II:
1. Pangeran Ratu Kamuk (wafat tahun 1755 M)
2. Ratu Mudo (istri P. Kamuk) 3. Sayyid Yusuf Al Angkawi (Imam Sultan)

Cungkup III:
1. Sultan Ahmad Najamuddin (wafat tahun 1776 M)
2. Masayu Dalem (istri Najamuddin)
3. Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah (Imam Sultan dari Yaman)

Cungkup IV:
1. Sultan Muhammadi Bahauddin (wafat tahun 1803 Masehi)
2. Ratu Agung (istri Bahauddin)
3. Datuk Murni Hadad (Imam Sultan dari Arab Saudi)
4. Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya

Di luar keempat cungkup itu, masih terdapat beberapa makam. Antara lain, Susuhunan Husin Diauddin, yang wafat dalam pembuangan oleh Belanda di Jakarta, 4 Juli 1826. Semula, Husin Diauddin dimakamkan di Krukut tetapi kemudian dipindahkan ke Palembang. 

04 May 2010

Kue Maksuba Khas Palembang

Palembang memang sangat terkenal sekali dengan kue-kue yang sangat enak dan lezat, selai kue delapan jam, ada lagi kue maksuba yang tekstur kuenya mirip dengan kue lapis, namun lebih lembut dan enak tentunya. Kue maksuba ini biasanya laris dipasaran ketika moment spesial atau hari raya lebaran, dan biasanya pesanan maksuba berkali lipat saat moment itu datang. Mungkin bagi sebagian orang kue maksuba ini sedikit aneh ditelinga, namun bagi sebagian besar warga palembang kue yang satu ini sudah menjadi primadona tersendiri, dan wajib ada ketika hari besar-besar pada umumnya. Memangkue yang sangat lezat dan wajib untuk anda coba cicipi kelezatanya.
Peroses pembuatan kue maksuba bisa dibilang memiliki tingkat kesulitan tersendiri, pokoknya hampir sama ddengan olahan kue lapis pada umumnya. Jadi dibutuhkan kesabaran ekstra dalam membuat makanan enak ini, tapi tenang saja sekarang anda akan sangat mudah membuatnya dengan bantuan resep dari kami, namun dalam hal memanggang dan melapisinya anda harus mempunya keterampilan tersendiri. Agar nantinya citarasa yang dihasilkan kue maksuba ini bisa mengguagah selera orang yang ingin memakannya. Nah langsung saja kita coba membuat maksuba dengan kreasi tangan anda sendiri, resepnya bisa anda lihat dibawah sini.
Resep Kue Lapis Maksuba Khas Kota Palembang
Kue Maksubah Khas Palembang
Resep Kue Lapis Maksuba
Bahan – bahan pembuatan kue maksuba
  • 25 butir telur, lebih enak anda gunakan telur bebek
  • 250 grm gula pasir putih
  • 250 grm Mentega atau butter, lalu lelehkan
  • 1 kaleng SKM (susu kental manis), warna putih
  • 1 sdt Vanilla esence
Cara Membuat Kue Lapis Maksuba Khas Kota Palembang
  1. Siapkan loyang persegi untuk cetakan maksuba, kemudian olesi sedikit saja mentega agar tidak lengket
  2. Untuk adonan kita membutuhkan 2 wadah yang berbeda, wadah pertama untuk adonan maksuba, dan kedua untuk pelapis adonan
  3. Wadah pertama kita kocok semua telur, gula, dan vanilla esence, sampai tercampur rata dan menjadi adonan, lalu sisihkan
  4. Wadah kedua untuk lapisan, kita campurkan mentega leleh dengan 1 kaleng susu kental manis, aduk sampai tercampur rata
  5. Nah, sekarang mulai masukan adonan wadah pertama sedikit saja untuk lapisan pertama kedalam loyang yang sudah disiapkan, lalu ratakan
  6. kemudian oven dengan menggunakan bara atas atau seadanya, tunggu 10 menit samapai adaonan maksuba berubah warna agak kecoklatan
  7. Keluarkan loyang yang sudah berisi adonan pertama, kemudian lapisi dengan adoanan wadah kedua untuk lapisannya, oven lagi sampai matang
  8. Lakukan lagi penuangan adonan wadah pertama diatas lapisan adonan wadah kedua tadi, dan tunggu lagi 10 menit, lakukan hal yang sama setiap lapisan kue maksuba ini hingga penuh dan berlapis-lapis
  9. Biasanya pembuatan kue maksuba ini membutuhkan waktu 3 jam, sampai kue maksuba berlapis-lapis itu sempurna
  10. Bila sudah matang silahkan anda keluarkan kue maksuba, dan sajikan dalam piring saji yang sudah anda siapkan
  11. Kue maksuba siap untuk anda nikmati.
Sangat mudah tapi lama bukan olahan kue maksuba ini, itulah mengapa kue maksuba ini sangat menjadi primadona di palembang, karena selain citarasanya yang sangat enka, pembuatannya membutuhkan proses yang lama. Tapi untuk kue selezat dan selembut maksuba tidak akan menyesal bila anda coba membuatnya.