Ilustrasi pengemis foto : sumselheadline.com |
Hujan memang merupakan hal yang sedikit
menggangu terutama bagi para bikers seperti kami, tetapi ada hikmah yang di
ambil saat hujan hari ini tadi. Seorang ibu dengan gerobaknya juga ikut
berteduh dari derasnya rinaian air hujan, gerobak yang berisi banyak
barang-barang bekas hasil pulungannya hari ini di mana di dominasi oleh kertas
dan beberapa karung plastik, tetapi yang membuat terenyuh saya melihat anaknya
yang masih berumur 3.5 tahun ikut serta menjadi pemulung, siapa pun yang
melihat ibu dan anaknya yang kecil ini pasti akan iba dan terenyuh, anaknya pun
turun dari gerobak dan bermain dengan tetasan air hujan.
Saya sempatkan untuk bicara dengan ibu
itu, dan ternyata ibu yang asli jawa ini tersebut memiliki ketrbatasan mental
juga karena dalam menjawab pertanyaan dari saya juga lama, kata-kata yang di
sebutnya pun kurang jelas, “suaminya kerja sebagai tukang batu” jawabnya
terbata-bata, sambil memeluk anak nya yang tidak mau diam untuk bermain air.
Iba hati ini melihat kehidupan sang ibu
yang seperti ini terutama dengan anaknya yang sudah masuk dalam lingkaran
kemiskinan seperti ini, tiap hari beliau rutin memulung barang-barang bekas
yang sudah tidak terpakai lagi di temani dengan si buah hatinya, di mana
anak-anak yang lainnya bermain tetapi anak ibu ini dari usia dini sudah
berusaha keras untuk betahan dengan hidup, entah bagaimana nasib yang akan di
jalaninya kedepan.
Tidak banyak yang bisa saya lakukan hanya
memberi lembaran Rupiah yang saat itu ada di kantung saya, dalam perjalanan
pulang saya semoga saja ada pihak-pihak lain yang secara tulus bisa meberikan
perhatian kepada masyarakat kelas bawah yang cenderung mayoritas ini.
Ya Allah....izinkan hambamu ini untuk
dapat selalu berbagi dengan ciptaanmu yang lain.