CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

05 February 2007

Tuturan Pemanggilan Dalam Masyarakat Palembang

Seperti halnya kebudayaan yang ada di dalam masyarakt lain tutur dalam pemanggilan kekerabatan sangat erat kaitannya seiring dengan kebudayaan/ tradisi muncul dan berkembang di masyarakt Palembang.

Dengan telah di kenalnya gelar-gelar seperti Raden, Masagus, Kemas dan kiagaus membuat struktur pengucapan dalam kehidupan sehari-hari juga ikut berperan apalagi, masarakat Palembang kental dengan aggapan “Tidak Bisa Menyebut huruf “R”.

Di Palembang ada berbagai panggilan sehari hari yang merupakan bentuk penghormatan dan bentuk penghargaan baik di dalam keluarga ataupun di luar keluarga.

Dulu di masyarkat Palembang sendiri panggilan kepada orang tua sangat sederhana yaitu Abah (orang tua laki-laki) dan Ebok / Emek, (Bentuk panggilan kepada seorang Ibu), tetapi seiring dengan perkembangn zaman saat ini tuturan panggilan kepada orang tua juga ikut berubah sesuai dengan yang ada pada zaman saat sekarang (Ayah, Papa, Papi, Bapak / Ibu, Bunda, Mama, Mami) dan lain sebagainya, tetapi pada sebagian masyarakat Palembang masih ada yang mempertahankan panggilan dengan Panggilan seperti dulu Abah dan Ebok / Emek memang terdengar lucu tetapi itulah tradisi.

Selain itu di dalam keluarga juga ada panggilan seperti itu, dengan rincian sebagai berikut

Acak = Anak Besak / Anak Terbesar (Anak Sulung)
Anga = Anak Tengah / Biasanya Anga di panggil untuk anak yang lahir di tengah-tengah
Misalnya 5 anak anak ke 3 di panggil anga.
Acek = Anak Kecek /Anak Kecil biasanya untuk anak-anak di urutan terakhir sebelum
Bungsu
Acik = Anak Kecik /Anak Kecil biasanya untuk anak-anak di urutan terakhir sebelum
Bungsu sama seperti Acek
Ujuk = Anak Bungsu /Anak yang paling Kecil

Perubahan Penuturan ini berubah seiring siapa pemanggilnya, seperti :

Acak, Mang cak/Bik Cak, Wak cak, Yai / Nyai cak
Anga, Manga/ Bik nga, Wak nga, Yai / Nyai nga
Acek, Mang cek/ BikCek, Wak cek, Yai / Nyai cek
Acik, Mang cik/ Bik Cik, Wak cik, Yai / Nyai cik
Ujuk, Mang ujuk/ Bik Juk, Wak ujuk, Yai / Nyai ujuk

Banyak juga tutur panggilan lainnya yang timbul di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Palembang, seperti tuturan Embik (untuk memanggil bibi), ataupun Datuk (untuk panggilan kepada Kakek).

Begitu juga dalam panggilan sehari hari antar tetangga seperti panggilan “Cek” yang artinya kakak/ayuk.

Sama seperti di daerah lain di luar Palembang seperti Daerah Pedamaran, Meranjat dan sekitarnya panggilan dalam kehidupan sehari hari pun berlaku seperti Barap, monde, guluk, gilik/ketum dan beberapa panggilan lainnya.

Begitupun dari daerah lainnya yang ada di daerah di luar Palembang lainnya, dimana tergantung dengan tradisi yang di anut oleh kehidupan daerah tersebut. Banyak lagi yang bisa di ungkapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Palembang khususnya.

Dodi NP - " Acik"