Sering melihat orang yang bicara secara terus menerus seperti
tanpa ada habisnya kata, mungkin sering di panggil "Ember"atau comel,
tetapi orang yang seperti itu banyak terdapat di sekeliling kita, terkadang
kita di buat senang karena selalu meriah terpati terkandang omongan berlebihan
juga membuat kita jengkel.
Banyak keributan yang terjadi di karenakan salah ucapan ataupun
perkataan oleh lidah yang memang bentuknya sangat lentur tanpa tulang ini.
banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan terjadi oleh benda yang kita sebut
dengan Saat membaca salah satu buku keperibadian baru terpikir juga oleh
saya mengapa sang pencipta memberikan kita 1 otak yang besar, 2 telinga yang
lebar, 2 mata yang jernih dan 1 mulut yang mungil, sebenarnya kalau di telah
nasehati untuk mendengar dan berpikir dulu sebelum bicara.
Kalau di ibaratkan dengan alat input telinga dan mata merupakan
alat input yang sangat akurat melihat dan mendengar merupakan perpaduan yang
tiada duanya, dengan informasi yang di dapatkan ini akan di rekam dan di
terjemakan makna di dalam otak kita, dan salah satu lagi alat yang palinng
vital adalah "hati" yang bisa meneruskan ke Output kita yaitu mulut.
seperti bayi pada awalmulanya yang berfungsi adalah organ telinga dan mata,
mereka hanya mendengar dan melihat dan setelah beberapa tahun mulai berbicara,
dan bertindak seharusnya seperti itulah konsep kehidupan manusia.
Bagi sebagian orang sepertinya proses ini tidak berlaku mereka
tanpa menggunakan otak dan hati yang terkadang berbicara senaknya yang
terkadang juga menyakiti hati orang lain, memang hal seperti ini tidak dapat
dilakukan perbaikan hanya dalam hitungan hari tetapi perlu latihan yang rutin,
dan juga pembersihan atas hati sendiri.
Memang orang bilang semakin tinggi ilmu yang sudah di dapat
seseorang maka akan semakin bijak orangnya, tetapi hal itu tidak seluruhnya
benar karena kalau kita lihat di daerah-daerah yang masih jauh di sebut moderen
kadang mereka memiliki sifat bijak melebihi orang yang berpendidikan tinggi di
kota-kota besar.
Terkadang apa yang keluar dari mulut kita merupakan cerminan dari
hati kita, semakin "sembarangan" mulut kita mungkin semakin kotor
hati kita, dan bahkan sebaliknya. tetapi kita tidak juga untuk memendam apa
yang kita terima sebagai 'input", bisa bisa menjadi pikiran karena
terjadinya "overload" di otak kita, dan kata orang bisa menjadi
penyakit.
Jadi sebenarnya mendengar dahulu sebelum berkata membuat kita bisa
menjadi lebih tenang dalam berpikir akan ada jedah waktu yang menghasilkan
output yang lebih berkualitas. belajarlah Mendengar Dahulu Sebelum belajar
Berkata.
"Berfikir"
No comments:
Post a Comment