Dedi dengan bangga melihat usahanya berkembang dengan bagus,
walaupun usaha penjualan ATK dan fotocopynya merupakan usaha rumahaan
yang di kelolah oleh istirinya, tetapi hasil yang di dapatkan dari usaha
ini tidak bisa di bilang sedikit, dengan adanya mesin fotocopy dan juga
beberapa peralatan lainnya, untuk menjilid dan vinil dan lengkapnya
seluruh peralatan ATK membuat toko ini terkenal di perkampungan tersebut
sebagai toko ATK terlengkap di kampung tersebut.
Dedi bisa menjadi orang kaya seperti ini karena mendapat ganti rugi
tanahnya yang di gusur hampi sebesar 1 M, merupakan jumlah yang
fantastis, dan sangat berlebih bagi Dedi di mana uang tersebut 70% nya
di jadikan deposito untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, dan
sisanya di gunakan untuk membangun rumah, toko ATKnya dan membeli
kendaraan, sehingga sangat jelas perbedaan antara sebelumnya yang
merupakan tukang sayur keliling di kampung itu.
Makan yang selama ini seadanya sekarang
berubah menjadi kreteria 4 sehat 5 sempurna, karena sudah tercukupi oleh
hasil bunga deposito 7 juta sebulan. tidak seperti dahulu yang serba
pas-pasan, sekarang kehidupan Dedi memang berubah drastis.
“Bu..allhamdulilah kehidupan kita sudah berubah sekarang ini”…ucap pak dedi yang duduk di kursi goyang kepada istrinya.
“iya pak…sekarang kita tidak susah lagi”..sahut istrinya
“kita juga punya mobil tapi bapak tidak bisa nyetir mobil bu…”….kata Pak Dedi lagi
“kan bisa belajar pak, kalau untuk kemana-mana bisa diantar sopir..” ujar istrinya
Sesat mata Dedi tertuju ke pada grobak tua yang ada di samping rumahnya, “Gerobak yang penuh kenangan” ..ucapnya.
Dengan senyuman istrinya meniyakan ucapan suaminya, …..setelah
menyediakan teh hangat dan sepiring kue istrinya masuk kedalam, Dedi pun
mulai di belai angin sepoi-sepoi di atas kursi goyang yang membuat
matanya mengantuk, dan “gubrak”…….. Saat Azan subuh mulai berkumandang
di telinga pak Dedi, pada saat itu tidak sadar dan terkejut karena azan
pak Dedi jatuh dari bale-bale bambu yang merupakan tempat tidur utama di
rumah gubuk tersebut, “Astagfirullah …..”, kejutnya, sesat ia tetap
terduduk di lantai rumahnya, dan baru menyadari bahwa mimpi indahnya
sudah berakhir.
Selesai sholat subuh ia bergegas keluar dengan menuntun sepeda
ontelnya dan lambaian tangan sang istri tercinta untuk berbelanja sayur
ke pasar sebagai dagangan pagi ini, ia hanya tersenyum saat melihat
bukan mobil yang terparkir di depan rumahnya tetapi hanya gerobak tua
sebagai sarana untuk menjajakan sayurnya……….”mimpi yang teramat indah”
yang di alami oleh Dedi dalam hati ia berucap “semoga mimpi indah ini
mungkin juga merupakan mimpi yang mengisi tidur malam saudara-saudara
ku”.
Dodi NP – ” Mimpi Indah Yang Bukan Mimpi, Tapi Mimpi Kecil Kaum Kusam”
No comments:
Post a Comment