Gereja Gereformeerde di Palembang 1935 (Sumber Foto: Kitlv.nl) |
Berawal dari kebijakan pemerintah Hindia Belanda menyelenggarakan kolonisasi dari Jawa sejak tahun 1905 ke daerah Gedong Tataan (1905), Wonosobo (1921), Metro (1935), Sukadana (1935), Belitang (1937), Lubuk Linggau (1937) dan Bengkulu / Kepahiang (1909). Kegiatan yang terkait dengan kolonisasi ialah pembukaan lahan, pemukiman (bedeng), pembangunan bendungan/saluran irigasi (Way Sekampung dan Komering), jalan-jalan, lintas kereta api Tanjungkarang - Palembang - Lubuk Linggau dan sekolah-sekolah.
Di samping kolonis, banyak juga trasmigran spontan
dan ini juga berlanjut sesudah kemerdekaan pemerintah RI
menyelenggarakan transmigrasi untuk mengurangi kepadatan penduduk di
Jawa. Pemerintah RI juga membuka daerah-daerah baru di Sumbagsel.
Orang-orang Kristen dari Jawa ikut serta dalam kolonisasi dan
transmigrasi ini.
Gereja Siloam Palembang (2008) |
Sebelum mandiri, jemaat tersebut merupakan kelompok dari gereja Gereformeerd di Batavia. Pada tahun 1938 itu pula disepakati kerjasama itu. GKJS melayani daerah Lampung dan Gereformeerd Palembang melayani Sumatera Selatan dan Bengkulu. Tetapi dalam perkembangannya, Gereja Gereformeerd Palembang juga membantu pemberitaan Injil di Lampung.
Sampai saat ini gereja ini masih kokoh berdiri tanpa banyak perubahaan dari sejak pembangunan awal sebagian jemaatnya juga sering menyebut gereja ini sebagai gereja putih / white church, karena memang warna keseluruhaan berwarna putih.
Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai sumber.
TERIMAKASIH TULISANNYA, TAPI MASIH KURANG LENGKAP
ReplyDelete