Peserta didik dari PSHT SMP 52 Palembang |
Tradisi berkuntau/bertangem (silat), sudah jarang di lihat saat ini pada acara-acara pengantin, padahal dahulu hal ini merupakan suatu tradisi yang sangat bagus, sama seperti di daerah betawi dengan adat palang pintu di Palembang juga sama di dahului dengan berbalas pantun
dan atraksi betanggem/bekuntau dari pencak silat, dan Pengatin Pria yang diapit
oleh kedua orang tua, dua orang pembawa tombak, seorang pembawa payung
pengantin, didampingi juru bicara, pembawa bunga langsih dan pembawa ponjen
adat serta pembawa hiasan adat dan gegawan ,yang terpenting dari kedatangan ini
adalah bunga langsih (bunga yang di maksud terserah jenis bungnya apa yang penting
enak di pandang dan sekarang banyak juga yang mengganti bunga langsih ini
dengan bunga plastic) yang harus di bawa karena kalau tidak ada pengantin tidak
akan dapat masuk kerumah pengantin perempuan.
Pada saat sampai ini maka pengantin perempuan akan memberikan kain
tajung dan kemeja kepada pengantin pria “Pemapak” dan dibuatkan “jerambah”
(kain panjang biasa atau dari selendang songket yang di bentangkan dari pintu
masuk sampai ke pintu kamar pengantin).
Yang sangat di sayangkan salah satu Seni warisan bangsa ini bela diri pencak silat sudah banyak di tinggal kan oleh generasi muda karena dianggap sudah tidak menarik dan tidak bergengsi kalah dengan beladiri impor seperti Karate, Kempo, Aikido, Tekwondo dan lain-lain padahal silat ini merupakan warisan lelurur yang perlu di lestarikan.
Untuk lebih lengkap mengenai silat Palembang bisa klik :
https://www.silatpalembang.com/
Untuk lebih lengkap mengenai silat Palembang bisa klik :
https://www.silatpalembang.com/
No comments:
Post a Comment