Ingat dulu saat naik motor dinas Suzuki A100 keluaran tahun 79, di
mana jalan dari rumah menuju ke jalan raya masih becek, berempat naik di motor
yang di kendarai ayah, memang sudah bisa di tebak saat di jalan yang becek, licin
dan berlumpur tersebut motorpun oleng dan kami semua jatuh di jalan yang penuh
lumpur tersebut yang pastinya baju seragam sekolah menjadi kotor, begitu juga
sepatu dan tas padahal jalan raya hanya beberapa meter lagi, tetapi yang
kasihan dengan Ayah yang berbalut lumpur di samping menyelamatkan kami biar
tidak terlalu kotor juga harus menyingkirkan motor biar tidak menghalangi
jalan, walaupun ternyata tidak hanya kami yang terjatuh selang 10 menit
kemudian ada juga pengendara motor yang jatuh, sehingga kami pulang kembali ke
rumah dengan berkotor-kotor ria.
Atau saat menunggu ayah pulang lembur dari kantor yang sudah malam
dimana bisanya membelikan sebungkus sate dari tempat ia bekerja, walaupun walam
biasanya kami akan bangun dan menyantap sebungkus sate tersebut walaupun saat
makan ibu harus membagi rata beberapa tusuk sate tersebut, tetapi justru itu
yang membuat ayah tersenyum.
Sekarang di antara kerutan di wajah dan di kulitnya ia mungkin
hanya bisa mengenang saat kami kecil dan beranjak mandiri di mana rumah yang
dulu ramai dengan suara-suara kami yang sering bercanda, ataupun ribut dengan
adik dan ayuk, sekarang rumah ini menjadi sepi hanya Ayah, ibu dan adik kami
yang terkecil, itu yang sering ayah katakan pada saat kami sekeluarga berkunjung
ke rumah tempat saya di bersarkan dulu.
Memang sekarang ayah tidak muda seperti dahulu lagi, tepat berumur
60 tahun pada tanggal 7 April 2009 kemarin tetapi banyak hal yang saya pelajari
dari beliau baik untuk kehidupan maupun pergaulan, seperti yang pernah ia
katakan "Kalau kerja
jangan menghitung-hitung tulang, keringat dan uang", sampai
sekarang prinsip itu yang saya ingat terus menerus di dalam kehidupan saya,
atau ia pernah berkata saat saya ragu akan menikah atau tidak "Allah akan memperlihatkan
rizki yang sesungguhnya saat kita menikah" , memang banyak petuah yang ayah
tinggalkan untuk kehidupan ini.
Begitu juga bermasyarakat sepertinya ayah selalu sibuk membantu
kegiatan tetangga dan warga yang meminta bantuannya, terkadang ibu sedikit
marah saat di nasehati jangan terlalu capek karena nanti darah tingginya kumat,
tetapi justru kalau tidak membantu menambah jadi pikirannya, kalau ada yang
hajatan pasti ayah yang di percaya untuk menjadi koordinator di hajatan
tersebut.
Memang ayah tidak memberi harta ke kami, tetapi beliau memberikan
pendidikan yang baik bagi kami, sekarang di hari tuanya ia aktif menjadi
pengurus masjid di rumah tempat ia tinggal, kalau melihat gayanya saat ke
masjid seperti "Bang Jack" di sinetron "Para pencari
tuhan".
"Selamat Ulang Tahun Ayah"
No comments:
Post a Comment