Sarung..sarung..sarung...sarung bantal, sarung
kasur.....sarung..sarung, teriakan seperti inilah yang sering di dengar di
kawasan Rumah Susun di mana sesosok lelaki renta bersama cucunya berkeliling
mengelilingi komplek perumahaan susun 26 ilir di kota ini.
Dengan langkah yang masih tegar di usia yang sudah merenta si
kakek yang akrab di sapa Yai Na'in ini terus menawarkan dagangannya, bukan
pemandangan asing bagi penduduk yang tinggal di rumah susun tersebut melihat
kakek renta yang memanggul dagangannya.
Dari sarung bantal tidur, bantal guling dan sarung kasur di bawa
oleh si kakek yang sekarang sudah hampir menginjak usia 80 tahun ini, tetapi
semangat untuk mencari tanpa mengharap belas kasih orang lain yang patut di
tiru, setiap hari kakek yang di temani si cucu keliling kawasan 26 ilir setelah
tengah hari saat si cucu pulang sekolah, dengan langkah pasti di tengah
matahari yang terik tidak membuat semangat si Kakek dan cucu meredup untuk mencari
lembaran Rupiah, beruntung jika dalam hari itu sarung-sarung yang di bawa si
kakek ada yang laku dengan membawa beberapa lembar uang ribuan untuk pulang
kerumah, tetapi jika nasib lagi sial tidak satupun barang dagangannya yang
laku.
Dulunya kakek ini
berjualan di K5 di kawasan pasar 16 ilir tetapi karena sudah tidak kuat dengan
seringnya pengusiran dan umur yang terus bertamabah membuat kakek ini beralih
profesi menjadi penjual sarung bantal dan kasur ini.
Saat lelah menerpa
tak jarang kakek dan cucu ini duduk di pinggiran jembatan ataupun di tempat
umum untuk melepaskan lelah, satu hal yang menjadi prinsip kehidupannya
"Tidak mau bergantung dengan orang lain selama nafas masih mengaliri tubuh
ini".
Beginilah sedikit cerita tentang sosok penjual sarung bantal dan
kasur yang berjuang di antara kerasnya hidup ini dan terus berjuang tanpa ada
kata menyerah, apakah kita juga memiliki daya juang seperti Yai Na'in ini.
"Terus Berjuang"
No comments:
Post a Comment