CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

03 January 2018

Pakaian Songket Wanita Palembang Tempo Dulu

foto : palembangbatangharisembilan.blogspot.com/
Ada banyak perbedaan pendapat dari para ahli tentang Kain Songket Palembang, dari sekian banyak pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada dua pendapat mengenai sejak kapan Kain Songket ada dalam kehidupan masyarakat Palembang, yaitu:
  • Pendapat pertama menyatakan bahwa Kain Songket telah ada di Palembang sejak ratusan tahun silam. Semasa Kerajaan Palembang belum dikenal sebagai sebuah Kesultanan, 1455-1659. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kerajinan kain songket telah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Pendapat ini didukung dari motif-motif yang terdapat dalam Kain Songket Palembang yang menggunakan binatang sebagai bagian dari motif. Hal ini dikatakan jelas merupakan peninggalan dari masa sebelum Islam berkembang di Palembang.
  • Pendapat kedua menyatakan bahwa Songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Darusalam (1659-1823). Berdasarkan catatan sejarah yang berhak dan pantas memakai Songket pada waktu itu adalah para istri dan kerabat keraton. Songket yang dipakai oleh para sultan di Palembang merupakan pelengkap pakaian kebesaran. Kain (Sewet) songket ini merupakan kerajinan tradisional yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi sejak dahulu kala hingga kini. 

Pada waktu itu belum ada songket berbentuk kain (Sewet) karena songket pada masa itu hanya berbentuk selendang yang dalam istilah Palembang disebut kemben. Songket/kemben ini difungsikan sebagai kerebong, yang cara memakainya dengan diselempangkan di bahu yang kedua ujungnya nampak berjuntaian ke arah dada. Pada masa sekarang bentuk pemakainannya seperti syal yang dipakai oleh ulama dalam kegiatan keagamaan.

Barulah setelah era tahun 1900-an selendang songket tersebut dibuatkan padanannya berupa kain, maka namanya berubah menjadi Kain Songket. Dahulu awal pembuatan kain songket dibuat dari bahan dasar benang emas yang langsung didatangkan dari Cina begitu juga benang sutera yang digunakan juga didatangkan dari Cina hal ini dikarenakan hubungan Sriwijaya dengan Cina sangat erat terutama di bidang perdagangan dan pendidikan Agama Budha. Aktivitas menenun songket berkembang menjadi banyak varian, perkembangan Kain Songket lebih luas terjadi pada masa Kesultanan Palembang, karena pakaian ini dijadikan simbol kebesaran dari raja-raja di Kesultanan Palembang.

Sumber tulisan : http://www.fbrs14.com/