CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

02 December 2014

Model Gendum Khas Palembang

Model Gendum Khas Palembang



Melengkapi koleksi masakan Palembang, kali ini saya menyajikan resep Model Gandum. Ini varian lain dari Model Ikan resepnya disini Model Ikan, hanya saja pada model gandum, sesuai namanya menggunakan tepung tanpa ikan samasekali. Kuahnyapun menggunakan kaldu daging, model ikan menggunakan kaldu ikan atau udang atau kepiting.

Takaran seperti biasa saya kira-kira seperti air dan bumbu, hanya lebih kurang segitulah kr saat memasaknya saya tidak menggunakan gelas ukur seperti saat baking. Yang terpenting adalah air kaldunya...sama seperti ketika kita masak masakan berkuah bening begini, maka yg paling harus diperhatikan air kaldunya. Saya selalu menggunakan fresh kaldu (homemade kaldu sendiri) bukan kaldu bubuk dan oleh karenanya saya tidka menggunakan penyedap. Jadi lebih sehat dan tetep makyus :)

Selamat mencoba.


Bahan
250 gr tepung terigu
1 sdt ragi instan
3/4 garam 
200 ml air
1 butir telur

Bahan Kuah
250 gr daging sapi (lebih bagus pake tulang sedikit untuk membuat kaldu lebih enak)
2 liter air
2 sdm kecap manis
Garam
1 sdt gula pasir
1 sdt cuka masak
Minayk goreng untuk menumis
Jamur kuping

Taburan
Bawang goreng
Seledri (cincang halus)
Ketimun (cincang kasar)

Pelengkap
Soun (rendam air panas sampai lembut)
Sambal (tumbuk halus cabe rawit dan tambahkan sedikit air)

Bumbu halus
5 butir bawang merah
5 butir bawang putih
1/2 sdt pala bubuk
1/2 sdt lada bubuk
1/2 sdt kayu manis bubuk  
1/2 sdt cengkeh bubuk

Cara Membuat
1. Model : Aduk rata semua bahan model gandum. Uleni rata. Tutup menggunakan serbet kering dan    bersih. Diamkan lk. 15 menitan.
2. Panaskan minyak banyak untuk goreng rendam diwajan. Ambil sesendok adonan, goreng sampai berwarna kuning keemasan. Gulingkan diatas tissue dapur untuk menyerap kelebihan minyak.
3. Kuah : Rebus daging sampai air rebusan mendidih. Kecilkan api dan tutup rapat panci. Teruskan memasak sampai daging empuk. Jika sudah empuk, ambil dagingnya dan iris2 kecil. Masukan  kembali ke air rebusan. Jika jamur kuping yg digunakan dalam bentuk kering, maka masukkan bersama dg irisan daging.
4. Panaskan sedikit minyak diwajan, tumis bumbu halus sampai wangi. Masukkan kedalam airr ebusan daging. Aduk rata. Didihkan kembali.
5. Tambahkan kecap, garam, gula, jamur kuping (jika menggunakan yg fresh). Masak untuk beberapa      menit. Tambahkan cuka dan aduk rata. Angkat.
6. Penyajian : siapkan mangkok atau piring cekung. Masukkan irisan model gandum, sedikit soun,

siram dengan kuah. Taburi bawnag goreng, seledri dan ketimun. Sajikan panas dengan


 pendamping : sambal, cuka/air lemon dan kecap manis.

03 November 2014

Kue Jando Beraes

kue jando beraes
Jando beraes, kalau mendengar nama ini jangan langsung kepikiran aneh anek, sebab jando Beraes adalah salah satu nama kue tradisional. Di daerah seperti Jepara, mengenal nama kue berbahan dasar ketan dan kelapa ini dikenal dengan sebutan Sengkulun, kalau di daerah bangka disebut dengan Sangkolun. Kue ini sendiri mirip kue keranjang dengan permukaan yang berbintil kasar, tekstur lunak,kenyal dan lembut. Karena permukaan atasnya yang berwarna sangat mencolok seperti merah dan hijau, masyarakat Palembang sering menyebutnya dengan Jando Beraes. Sayang kue tradisional ini sudha mulai jarang terlehat orang yang menjualnya, bahkan sudah banyak orang yang tidak pernah makan dan mengenal kue dengan pengaruh budaya cina ini. Penasaran ini resep kue Jando Beraes.

Resep Kue Jando Beraes

BAHAN : 
500 gr tepung ketan
½ butir kelapa setengah tua diparut
200 gr gula pasir
1 sdt garam halus
3 sdm air kapur sirih
pewarna kue warna merah secukupnya daun pisang

CARA MEMBUAT :
Campurkan beras ketan, kelapa parut, gula pasir, air kapur sirih dan garam. 
Bagi dua adonan. 1/3 diberi warna merah, 2/3 yang lain tetap putih. Aduk rata masing-masing adonan. 
Masukkan adonan putih di loyang yang telah dioles minyak dan dialasi daun pisang, ratakan adonan tsb, lalu menyusul adonan merah ditimpakan di atasnya, lalu adonan putih lagi dan diratakan. 
Kukus sampai matang, setelah agak dingin baru dipotong-potong untuk disajikan.

sumber  : http://www.sriwijayaradio.com/

01 November 2014

Laksan Palembang

Laksan Palembang

Laksan khas palembang by Liliez Azahra mari makan. Bahan pempek sama seperti membuat pempek ikan pada umumnya. Itu pempek lenjer aku bentuk pipih dan di potong-potong. Bedanya kalau membuat pempek aku tidak pakai air bunda.

Resep Laksan Palembang

Bahan
Ikan giling 500 gr boleh tenggiri/gabus/kakap/parang2
Tepung sagu/tapioka/pati/kanji 350 gr, boleh di tambah /dikurang
Garam halus 2 sdm munjung
Bawang putih 4 siung

Cara Membuat Laksan
Campur semua bahan kemudian bentuk jadi pempek lenjer.
Rebus di air mendidih dan beri 2 sendok makan minyak goreng di air rebusan agar pempek tidak lengket.
Resep Kuah Laksan
Bahan yg di haluskan:
Cabai 1 ons, boleh lebih agar tampak merah
Duo bawang masing-masing 5 siung
Jahe 1 ruas jari
Laos 1 ruas jari
Kemiri sangrai 5 buah
Merica sedikit saja
Ketumbar 1 sdm
Bahan biasa
Daun salam 2 buah
Sereh geprek 1 buah
Santan kara 1 bungkus kecil, boleh lebih
Air secukupnya
Garam
gula sesuai selera

Cara Buat Kuah Laksan
Haluskan semua bahan kecuali daun salam dan serai.
Tumis bumbu halus dan masukan daun salam, serai kemudian santan kental.
Tambahkan air dan aduk2 terus agar santan tidak hancur.
Masukan garam dan gula. Cicip dan masukan potongan pempek serta irisan daun bawang.
Untuk penyajian tambahkan bawang goreng.


sumber resep : http://buatresep.blogspot.co.id/

01 October 2014

Kue/Bolu Bluder Khas Palembang

Bolu Bluder Khas Palembang
Bolu Bluder bisa dikatakan sebagai makanan kuno masyarakat Palembang.  Menurut cerita kue berbentuk bulat dengan rasa yang manis dan empuk ini, adalah makanan  tradisional Masyarakat Belanda, jadi wajar kalau nama dari makanan ini mirip ejaan bahasa Belanda.   Cara membuat kue Bluder ini juga cukup mudah, bahkan banyannya juga sangat gampang di temui.

Bahan untuk Pembuatan Roti Bluder
Beberapa bahan untuk Pembuatan Roti Bluder
Bahan I:
  • 400 gr tepung terigu protein tinggi
  • 100 gr tepung terigu protein sedang
  • 100 gr gula pasir
  • 11 gr ragi instan
  • 8 gr bread improver
  • 40 gr susu bubuk
Bahan II:
  • 100 gr kuning telur
  • 30 gr putih telur
  • 200 ml susu cair
  • 300 ml air es
Bahan III:
  • 200 gr mentega
  • 10 gr garam
Bahan IV:
  • Kuning telur dicampur susu cair secukupnya
Cara membuat Bluder
  1. Campur bahan I dan bahan II, uleni sampai rata. Tambahkan bahan III, uleni kembali hingga kalis dan elastis, diamkan selama 20 menit atau sampai mengembang 2 kali lebih besar.
  2. Kempiskan adonan, potong dan timbang masing-masing 50-60 gram. diamkan kembali 15 menit, pipihkan adonan, isi sesuai selera, bentuk bulat. Masukkan ke dalam cup kertas khusus bluder.
  3. Diamkan kembali selama kurang lebih 1 jam, olesi bagian atas dengan bahan IV hingga rata, panggang dalam oven dengan suhu 160 C sampai berwarna kuning kecokelatan

01 September 2014

Kue Jongkong Khas Palembang

Resep Masak Jongkong Khas Palembang
Kue Jongkong Khas Palembang

Bahan-bahan  :
Adonan  hijau  :
450  ml  santan
50  ml  air  daun  suji
50  gr  tepung  beras
1  sdm  tepung  sagu
½  sdt  garam

Adonan  polos  :
500  ml  santan
50  gr  tepung  beras
1  sdm  tepung  sagu
½  sdt  garam

Bahan  siraman  :  rebus
200  gr  gula  merah
100  ml  air
1  lbr  daun  pandan

Cara  membuat  :
1. Siapkan  mangkuk  tahan  panas.
2. Adonan  hijau  :  campur  semua  bahan  adonan hijau  masak  dengan  cara  terus  diaduk  hingga  mendidih, sisihkan.
3. Adonan  polos  :  campur  semua  adonan  polos, masak  dengan  terus  mengaduknya  hingga  mendidih, sisihkan.
4. Ambil  wadah  tahan  panas,  sendokkan  adonan hijau  hingga  setengah  penuh,  lalu  tambahkan  adonan polos  diatasnya.  Lakukan  hingga  seluruh  adonan  habis. Lalu  kukus  selama  lima  menit  hingga  adonan menjadi padat.
5. Sajikan  jongkong  dengan  siraman  air  gula  merah. Sumber: majalah rasa indonesia


http://bouncekatybounce.blogspot.co.id/

11 August 2014

Tradisi Rumpak-rumpakan di Kampung Arab Palembang

Mengenal Tradisi Rumpak-rumpak di Kampung Arab Palembang
Akrab: Tradisi rumpak-rumpakan hingga kini tetap lestari di kalangan masyarakat keturunan Arab di Kampung Arab Kuto Palembang. Seperti halnya pada 2013 lalu, usai shalat Id, tradisi ini digelar dengan mengunjungi rumah warga

Tradisi saat merayakan Idul Fitri memunculkan keunikan tersendiri di tengah masyarakat. Salah satunya adalah mengunjungi keluarga, kerabat, tetangga, dan teman untuk bersilaturrahmi dan saling bermaaf-maafan.

* * * * * * * * * * * * * * *
Di Palembang, tradisi berupa sanjo atau rumpak-rumpakan tetap lestari. Bahkan, dipertahankan turun-temurun. Tak hanya di kalangan masyarakat Palembang, ternyata tradisi tersebut dilakukan juga oleh masyarakat keturunan Arab Hadramaut di Metropolis.

Rumpak-rumpakan merupakan tradisi silaturrahmi yang dilakukan secara beramai-ramai yang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalu. rumpak-rumpakan sendiri dilaksanakan selama dua hari bagi keturunan Arab Hadramaut di kawasan Ilir.

Dimulai langsung setelah dilaksanakannya shalat Idul Fitri, yang biasanya dimulai dari rumah keturunan yang dituakan. Silaturrahmi dilakukan di seluruh rumah keturunan yang berada di kawasan Kuto sehingga baru selesai dua hari.

Tokoh agama setempat, Ustadz Agil bin Abdul Qadir Barakbah mengatakan tradisi rumpaK-rumpakan sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu. Dan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. “Maknanya adalah silaturrahmi, jadi selama bulan puasa kita mempererat hubungan dengan Allah SWT (habluminallah), nah sekarang setyelah menjalankan puasa selama satu bulan maka saatnya mempererat hubungan antarsesama manusia (hambluminannas),” ujarnya.

Tradisi ini dilakukan oleh keturunan Arab Hadramaut di Palembang khususnya di kawasan Ilir yang sebagian besar berada di Kuto. “Tradisi rumpak-rumpakan ini dilakukan oleh dua kelompok yang biasa disebut dengan kelompok Sungai Bayas dan kelompok Sungai Buntu. Kelompok Sungai Bayas merupakan keturunan Syahab sementara kelompok Sungai Buntu merupakan keturunan Bin Syech Abu Bakar atau Ustadz Nagib,” bebernya.

Tradisi ini memang sengaja dilakukan beramai-ramai sehingga bisa dilihat oleh banyak orang yang pada dasarnya dilakukan sebagai syiar bahwa silaturrahmi antarmanusia tidak boleh putus. “Dahulu tradisi ini banyak ditiru masyarakat yang melakukan silaturrahmi secara bersama-sama, namun sekarang budaya yang baik itu sudah mulai luntur dan hanya sebagian saja yang melaksanakan,” ungkpanya.
Ustadz Agil menjelaskan bahwa tradisi rumpak-rumpakan tidak pernah luntur dan tetap dipertahankan hingga saat ini meskipun keturunan Arab sudah banyak yang keluar dari kawasan Kuto. Rumpak-rumpakan dilakukan langsung setelah melaksanakan shalat Id, dimana rombongan berkumpul lalu satu persatu rumah didatangi.

“Di setiap rumah yang didatangi dibacakan qqasidah dan ditutup dengan Al-Fatihah dan doa. Untuk tuan rumah juga tidak perlu secara khusus menyiapkan makanan karena tujuannya bukan untuk makan-makan melainkan silaturrahmi, namun biasanya tuam rumah menyiapkan minuman dan makan kecil,” bebernya.

Melaksanakan rumpak-rumpakan bekan berarti tidak melaksanakan silaturrahmi dengan keluarga dekat, karena dilakukan hanya hingga siang hari maka setelahnya bisa melaksankan silaturrahmi dengan keluarga. “Biasanya kalau hari pertama hanya sebagian rumah saja yang didatangi, pada hari kedua lebih banyak lagi rumah yang didatangi bahkan hingga kawasan Veteran yang dilakukan dengan berjalan kaki startnya di terakhir yang didatangi di hari pertama,” ulasnya.

Tradisi yang ada di Kampung Arab tidak hanya sampai di rumpak-rumpakan melainkan juga pernikahan sesama keturunan Arab dikenal dengan istilah habaib. “Nah, kalau rumpak-rumpakan dilakukan hingga Lebaran kedua, maka Lebaran ketiga secara berturut-turut ada pernikahan hingga berakhirnya bulan Syawal. Pernikahan itu mengikuti hal yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW yang bertemu dan menikahi istrinya ‘Aisyah di bulan Syawal,” terangnya.

Tradisi sanjo juga masih melekat pada warga 26 Ilir dan 32 Ilir, yang merupakan masyarakat dengan budaya Palembang yang masih kental dengan rumah-rumah panggung lama bercorak Palembang. Setiap rumah warga sudah menyediakan makanan. Menurut Kiagus Faisal (30), salah seorang warga 26 Ilir, usai menunaikan shalat, beberapa kepala keluarga dalam lingkungan satu kampung di situ berkumpul di masjid. Lalu bersama-sama mendatangi tempat tinggal tetangga di sekitar tempat tinggal mereka satu persatu untuk bersilaturrahmi dan bermaaf-maafan. (cj8/roz/asa/ce1)

Menjaga Kearifan Lokal
“Kami fokus pada pelestarian nilai budaya dengan mendorong dihidupkannya kembali kearifan lokal.” Ahmad Zazuli, Sekretaris Disbudpar Palembang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Palembang Yanurpan Yani melalui Sekretaris Ahmad Zazuli, mengatakan, budaya sanjo mayarakat Palembang saat Lebaran, merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang patut dilestarikan. Tradisi tahunan setiap Idul Fitri ini merupakan salah satu warisan budaya turun-temurun sejak zaman dahulu.

Disbudpar Palembang sangat mendukung setiap pelestarian budaya sanjo ini. Meski begitu, pihaknya masih akan menginventarisir setiap kearifan lokal di Palembang. termasuk budaya sanjo ini. “Kami fokus pada pelastarian nilai budaya dengan mendorong dihidupkannya kembali kearifan lokal,” ucap Zazuli, saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.

Apakah sanjo ini akan masuk paket wisata Palembang? Zazuli mengatakan, hal tersebut bisa saja, namun harus melalui sebuah proses inventarisir dan dokumentasi dalam bentuk visual, audiovisual, buku dan sebagainya.

“Tahap awal mesti harus didefnisikan terlebih dahulu terkait isltilah sanjo ini, apakah sudah sesuai dan baku atau ada istilah lainnya, termasuk kaitannya dengan wilayah di luar Palembang. Apakah di luar Palembang juga ada istilah sanjo ini. Untuk bisa masuk dalam program wisata Kota Palembang, tentu perlu pengkajian yang mendalam dan kami akan membuat film dokumenter terkait budaya sanjo ini,” ucapnya.

Tradisi sanjo nyaris terdapat di semua pelosok masyarakat di Palembang, terutama warga asli Pelembang yang terdapat di Ulu Laut, 13 Ulu, Kampung Arab, Pasar Kuto, Kampung Kapitan, 26 ilir, dan Kertapati.(roz/asa/ce1)

Sumber : Sumatera Ekspres, Sabtu, 26 Juli 2014

08 July 2014

Pempek Panggang / Pempek Tunu

[Pempek+Tunu+(1).JPG]
Penjual Pempek Panggang atau Pempek Tunu

Resep dan Cara Membuat Pempek Panggang Ebi Pedas PalembangRESEP DAN CARA MEMBUAT PEMPEK PANGGANG ISI EBI PEDAS ASLI PALEMBANG. Pempek yang enak ada banyak macamnya dan yang paling dikenal adalah pempek kapal selam dengan isi telur ayam, pempek adaan yang digoreng dan disiran kuah atau lebih dikenal dengan cuko.
Pempek panggang dimakan tidak dengan cuko/kuah, rasanya yang garing dengan isi ebi yang diberi bumbu pedas dan disatukan dengan kecap manis, sekali gigit dijamin ketagihan. Atau bila anda ingin memakannya dengan cuko tentu akan semakin enak.
RESEP PEMPEK PANGGANG EBI PEDAS PALEMBANG
Bahan membuat pempek panggang :

  • 500 gr daging ikan tenggiri giling
  • 275 ml air
  • 3,5 sdt garam
  • 4 sdt gula pasir
  • 1 sdm minyak sayur
  • 2 buah putih telur
  • 225 gram tepung sagu
Bahan isi pempek panggang :
  • 100 gram ebi, sangrai dan haluskan
  • 100 gram cabai rawit hijau, haluskan
  • 100 ml kecap manis
Cara Membuat Pempek Panggang Ebi Pedas Palembang:
  1. Campur daging ikan tenggiri giling, air, garam, gula pasir, minyak sayur dan putih telur. Uleni hingga rata lalu tambahkan tepung sagu sambil diaduk hingga rata.
  2. Bentuk adonan berbentuk bulat pipih lalu bakar atau panggang di atas bara api atau menggunakan wajan anti lengket dengan api kecil. Bolak-balik agar matang matang, angkat.
  3. Belah setiap pempek yang sudah matang tetapi tidak putus, beri dengan bahan isian lalu siap disajikan hangat-hangat.

04 July 2014

Kue Ulen-Ulen Khas Palembang

Kue ulen-ulen khas Palembang

Bahan yang Diperlukan :
  • 50 Gram Tepung Sagu
  • 100 Gram Tepung Ketan
  • 50 Gram Tepung Beras
  • 200 ml Air
  • 200 Gram Gula Merah 
  • 1/2 Butir Kelapa Parut yang diparut kasar, taburkan garam diatasnya
  • Minyak Sayur secukupnya
  • Garam secukupnya

Cara Membuat :

  1. Masukkan Gula Merah ke dalam Air yang telah didihkan, biarkan hingga gula mencair. Tambahkan Garam secukupnya. Biarkan dingin.
  2. Setelah dingin, masukkan tiga jenis tepung-tepungan; Tepung Sagu, Tepung Beras, dan Tepung Ketan ke dalam rebusan air gula merah, aduk hingga tercampur rata.
  3. Tuang adonan ke dalam loyang persegi 10 x 20 cm, sebelumnya loyang harus diolesi minyak sayur biar tak lengket, lalu kukus hingga adonan matang. Estimasi waktu pengukusan kira-kira 30 menit. \
  4. Setelah matang, potong ulen-ulen sesuai selera, balurkan di atas kelapa parut. Sajikan selagi hangat.
TIPS :
  • Jika sobat bubblelatters punya dandang atau wadah kukusan yang lebih besar (lebar), adonan yang belum dikukus bisa dimasukkan  ke dalam loyang bolu gulung. Sehingga saat ulen-ulen sudah dingin, bisa langsung digulung. sumber resep : https://www.molzania.com/

12 May 2014

Sambal Cengeh / Cengek

Sambal Cengeh/ Cengek


Bahan Masakan :
-  100 gram cabe merah giling
-  6 bh bawang merah
-  3 siung bawang putih
-  1 sdt terasi
haluskan bumbu-bumbu diatas

-  1 sdm ebi, seduh dengan air panas, kemudian tumbuk kasar
-  1 sdm air asam
-  2 sdm mentega
-  gula merah dan gula pasir secukupnya 

Cara Memasak Sambal Cengek :
Panaskan mentega, tumis bumbu yang telah dihaluskan tadi, masukkan ebi, beri air asam, gula merah, gula pasir, boleh juga ditambah dengan tomat. Masak sampai setengah kering.


Sumber : http://resepmasakanindonesia.info/sambal-cengek/