CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

05 October 2006

Ketupat Lebaran Buat Andi

Ilutrasi Ketupat
Andi terus memandangi hujan yang membasahi jendela kamarnya, sudah hampir satu jam hujan belum reda juga, hari sudah menjelang sore seharian ini Andi hanya berada di kamar saja, jenuh juga menghadap komputer seharian dengan temannya dan orang tua Andi yang sekarang sedang berada di negeri paman sam, padahal besok merupakan hari lebaran tetapi kedua orang tua Andi tidak bisa berada di rumah.

Sudah dari kecil Andi di tinggal terus oleh kedua orang tua nya karena kesibukan mereka yang memiliki perusahaan multi nasional yang mulai merambah kenegeri orang, Andi terlahir dari keluarga yang berada, dengan rumah mewah , kendaraan roda 4 selalu siap di garasa, uang yang juga tidak ada kurangnya dan fasilitas-fasilitas cangih lainnya lainnya yang selalu ada di sekelilingnya , tetapi Andi kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya yang selalu sibuk, di mana kedua orang kakaknya juga sedang mencari ilmu di benua yang berbeda, kakaknya yang tertua belajar di Amerika dan kakak perempuannya sedang menuntut ilmu di Australia, sehingga Andi bisa berhubungan dengan keluaganya melalui “internet “ dan fasilitas “webcam” nya, dari tahun ketahun seperti itulah yang di lakukan oleh Andi, sangat jarang ia bisa berkumpul dengan keluarganya dan belum tentu dalam setahun ia bisa berkumpul bersama dengan keluargannya tersebut, tidak heran kalau Andi besar di tangan Bik Sum dan Mang Ali yang merupakan suami istri yang bekerja sebagai pembantu dan sopir keluarga Andi.

Sejak dari belajar berjalan Andi sudah di asuh oleh Bik Sum dengan penuh kasih sayang di mana saat itu kedua orang tua Andi sedang sibuk-sibuknya menangani bisnis mereka yang baru berkembang, di mana menuntut kedua orang tua Andi untuk sering bepergian keluar kota ataupun ke luar negeri.

Di sini lah Andi bertumbuh besar dan meranjak dewasa di mana Andi didik dengan penuh kesederhanaan oleh Bik Sum dan Mang Ali, dan mereka sudah menganggap Andi seperti anak sendiri, walaupun Andi anak orang kaya tetapi sejak di SMP dia lebih senang naik sepeda ketimbang di antar oleh Mang Ali sebgai Supirnya, begitupun di SMA saat ini Andi lebih suka menggendarai “Vespa” lawasnya ketimbang harus di antar dia beranggapan lebih santai, banyak pelajaran berharga yang ia dapatkan dari suami istri pembantunnya tersebut, baik itu tentang etika, agama ataupun pelajaran-pelajaran lainnya, memang Bik Sum dan Mang Ali semua anaknya sudah besar dan melanjutkan ke perguruan tinggi di luar kota yang seluruhnya di biayai oleh orang tua Andi, seperti saat ini padahal besok lebaran tetapi orang tuannya dan keluarga Andi yang lain tidak bisa pulang, sehingga kesendiria lagi yang akan menerpa Andi pada lebaran kali ini, melihat ini Bik Sum pun menawarkan Andi untuk ikut kerumahnya biar lebaran pada tahun ini Andi tidak kesepian, kerena biasanya saat lebaran Andi hanya sendirian di rumah dan setelah di bujuk Andi pun mau ikut ke rumah Bik Sum.

Rumah Bik Sum bukanlah rumah yang mewah tetapi rumah biasa yang sebagian dari dindingnya terbuat dari kayu, kebetulan pada saat itu anak-anak Bik Sum pulang kerumah karena juga sedang kuliahnya sedang libur, jadi suasana rumah tersebut menjadi sedikit ramai, Andi memang tidak canggung karena sudah mengenal dengan seluruh keluarga tersebut, Andi melebur di dalam keluarga tersebut saat berbicara di ruang tamu sambil diselingi dengan canda membuat senyuman di wajah Bik Sum dan Mang Ali tidak pernah pupus, ini yang Andi cari selama ini kehangatan di dalam keluarga yang tidak ia dapatkan dari keluaganya, pada malam itu saat takbir mulai menggema setelah sholat magrib mulailah mereka berkumpul di meja makan karena ada tradisi di rumah Bik Jum yaitu “Makan Ketupat”, di rumah yang sederhana inilah Andi merasakan kehangatan yang namanya keluarga, dirumah yang tidak mengenal teknologi computer atau internet inilah terjalin kebersamaan yang erat yang tidak di dapatkan di rumahnya yang mewah saat bik Jum menyodorkan sepiring ketupat yang sudah di beri kuah opor ayam betapa senang hati Andi karena baru kali pertama menerima sepiring ketupat sayur dari orang yang menyayangi dia di dalam kehangatan keluarga, Andi berdoa di dalam hati biar lebaran tahun depan keluarganya bisa di berkumpul dalam kehangatan keluarga seperti di rumah Bik Sum dan Mang Ali.

Malam sebelum terlelap sayup terdengan takbir yang terus mengalun, tak terasa air mata Andi mengalir di sudut matanya dia sangat berterima kasih dengan kedua orang yang sudah mengasuhnya selama ini yaitu Bik Jum Dan Mang Ali sehingga sampai detik ini ia bisa merasakan kehangatan keluarga dan lezatnya ketupat buatan Bik Jum. Dalam tidurnya yang lelap guratan mukanya menunjukan wajah yang berseri-seri karena kebahagiaan yang baru di temuinya .…….terima kasih Bik Jum.


“20 Biji Ketupat Lebaran”

No comments:

Post a Comment