Ilutrasi Ketupat |
Sudah dari kecil
Andi di tinggal terus oleh kedua orang tua nya karena kesibukan mereka yang
memiliki perusahaan multi nasional yang mulai merambah kenegeri orang, Andi
terlahir dari keluarga yang berada, dengan rumah mewah , kendaraan roda 4
selalu siap di garasa, uang yang juga tidak ada kurangnya dan
fasilitas-fasilitas cangih lainnya lainnya yang selalu ada di sekelilingnya ,
tetapi Andi kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya yang selalu
sibuk, di mana kedua orang kakaknya juga sedang mencari ilmu di benua yang
berbeda, kakaknya yang tertua belajar di Amerika dan kakak perempuannya sedang
menuntut ilmu di Australia, sehingga Andi bisa berhubungan dengan keluaganya
melalui “internet “ dan fasilitas “webcam” nya, dari tahun ketahun seperti
itulah yang di lakukan oleh Andi, sangat jarang ia bisa berkumpul dengan
keluarganya dan belum tentu dalam setahun ia bisa berkumpul bersama dengan
keluargannya tersebut, tidak heran kalau Andi besar di tangan Bik Sum dan Mang
Ali yang merupakan suami istri yang bekerja sebagai pembantu dan sopir keluarga
Andi.
Sejak dari belajar
berjalan Andi sudah di asuh oleh Bik Sum dengan penuh kasih sayang di mana saat
itu kedua orang tua Andi sedang sibuk-sibuknya menangani bisnis mereka yang
baru berkembang, di mana menuntut kedua orang tua Andi untuk sering bepergian
keluar kota ataupun ke luar negeri.
Di sini lah Andi
bertumbuh besar dan meranjak dewasa di mana Andi didik dengan penuh
kesederhanaan oleh Bik Sum dan Mang Ali, dan mereka sudah menganggap Andi
seperti anak sendiri, walaupun Andi anak orang kaya tetapi sejak di SMP dia
lebih senang naik sepeda ketimbang di antar oleh Mang Ali sebgai Supirnya,
begitupun di SMA saat ini Andi lebih suka menggendarai “Vespa” lawasnya
ketimbang harus di antar dia beranggapan lebih santai, banyak pelajaran
berharga yang ia dapatkan dari suami istri pembantunnya tersebut, baik itu
tentang etika, agama ataupun pelajaran-pelajaran lainnya, memang Bik Sum dan
Mang Ali semua anaknya sudah besar dan melanjutkan ke perguruan tinggi di luar
kota yang seluruhnya di biayai oleh orang tua Andi, seperti saat ini padahal
besok lebaran tetapi orang tuannya dan keluarga Andi yang lain tidak bisa
pulang, sehingga kesendiria lagi yang akan menerpa Andi pada lebaran kali ini,
melihat ini Bik Sum pun menawarkan Andi untuk ikut kerumahnya biar lebaran pada
tahun ini Andi tidak kesepian, kerena biasanya saat lebaran Andi hanya
sendirian di rumah dan setelah di bujuk Andi pun mau ikut ke rumah Bik Sum.
Rumah Bik Sum
bukanlah rumah yang mewah tetapi rumah biasa yang sebagian dari dindingnya
terbuat dari kayu, kebetulan pada saat itu anak-anak Bik Sum pulang kerumah
karena juga sedang kuliahnya sedang libur, jadi suasana rumah tersebut menjadi
sedikit ramai, Andi memang tidak canggung karena sudah mengenal dengan seluruh
keluarga tersebut, Andi melebur di dalam keluarga tersebut saat berbicara di
ruang tamu sambil diselingi dengan canda membuat senyuman di wajah Bik Sum dan
Mang Ali tidak pernah pupus, ini yang Andi cari selama ini kehangatan di dalam
keluarga yang tidak ia dapatkan dari keluaganya, pada malam itu saat takbir
mulai menggema setelah sholat magrib mulailah mereka berkumpul di meja makan
karena ada tradisi di rumah Bik Jum yaitu “Makan Ketupat”, di rumah yang
sederhana inilah Andi merasakan kehangatan yang namanya keluarga, dirumah yang
tidak mengenal teknologi computer atau internet inilah terjalin kebersamaan
yang erat yang tidak di dapatkan di rumahnya yang mewah saat bik Jum
menyodorkan sepiring ketupat yang sudah di beri kuah opor ayam betapa senang
hati Andi karena baru kali pertama menerima sepiring ketupat sayur dari orang
yang menyayangi dia di dalam kehangatan keluarga, Andi berdoa di dalam hati
biar lebaran tahun depan keluarganya bisa di berkumpul dalam kehangatan
keluarga seperti di rumah Bik Sum dan Mang Ali.
Malam sebelum
terlelap sayup terdengan takbir yang terus mengalun, tak terasa air mata Andi
mengalir di sudut matanya dia sangat berterima kasih dengan kedua orang yang
sudah mengasuhnya selama ini yaitu Bik Jum Dan Mang Ali sehingga sampai detik
ini ia bisa merasakan kehangatan keluarga dan lezatnya ketupat buatan Bik Jum.
Dalam tidurnya yang lelap guratan mukanya menunjukan wajah yang berseri-seri
karena kebahagiaan yang baru di temuinya .…….terima kasih Bik Jum.
“20 Biji
Ketupat Lebaran”
No comments:
Post a Comment