CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

12 December 2008

Impian Penggemar Laskar Pelangi


Ina adalah seorang anak berumur +/- 8 tahun yang telah bertarung dengan kerasnya hidup di jalanan kota ini dengan bermodalkan sebuah “kecrekan” buatan sendiri yang berasal dari bekas tutup botol, dia berkeliling dari mobil dan motor saat sedang berhenti di persimpangan tersibuk di kota ini.

Mulut kecilnya melantunkan lagu-lagu yang sedang hit’s saat ini dengan bermodalkan kecrekan ini, Ina bisa mendapatkan uang 15 sampai 20 ribu sehari, jumlah yang cukup besar untuk anak-anak seumuran Ina.

Tetapi uang dari hasil ngamenya bukan Ina sendiri yang menikmatinya ada orang lain yang dianggap sebagai “Induk Asuh”nya yang melakukan pembagian penghasilan terhadap Ina yang akhirnya uang yang ia dapatkan tidak akan lagi sebesar itu.

Ina yang di lahirkan dari keluarga yang kurang mampu ini terpaksa bertarung dengan kerasnya hidup di karenakan Bapaknya yang tukang becak mati di tabrak sedan saat sedang melintas di jalan di kawasan elit kota ini, ibunya yang hanya bekerja sebagai tukang cuci tidak bisa berbuat banyak dengan kerasnya himpitan ekonomi sedangkan Ina dan kedua adiknya tidak bisa terus meratap karena harus makan dan terus bertahan hidup. Apalagi saat Surti menawarkan Ina agar ikut dia untuk mencari uang sendiri dengan mengamen di lampu merah Ina dan ibunya setuju saja karena tidak ada pilihan lain.

Ina sampai saat ini tidak pernah merasakan yang namanya bangku sekolah, apalagi belajar dari yang namanya guru, keinginannya untuk sekolah sangat tinggi walaupun dia tidak tahu harus bersekolah di mana apalagi yang berkaitan dengan biaya. Yang ia lakukan sekaran belajar berhitung dan menulis dengan ibunya pada malam hari. Walaupun ibunya hanya tamatan SD, Ina bersungguh-sungguh untuk belajar dengan bermodal buku bekas dan pensil yang kedua ujungnya di raut dengan pisau, tidak menguruangi anak ini untuk belajar.

Suatu hari dia sampat menonton film “Laskar Pelangi” yang di putar oleh tetangganya walaupun dari VCD bajakan yang berceritra tentang anak-anak di tengah keterbatasan ekonomi tapi tetap semangat untuk belajar walaupun tontonan ini harus membayar 500 Rupiah per orang, film ini yang membuat Ina bertambah semangat untuk belajar dalam dirinya, uniknya setiap tetangganya memubuka VCD ini pasti Ina menonton kalau di hitung dengan jari sudah 8 kali.

Walaupun Ina tetap bertarung di jalanan tetapi sekarang terselip buku bekas dan pensil di dalam kantung belakangnya, agar saat istirahat ia bisa belajar menulis, membaca ataupun berhitung.

Ina memang bukan bocah yang beruntung tetapi ia memiliki impian yang besar yang mengalahkan panasnya matahari jalanan, ia hanya tetap bahagia memiliki impian yang besar walau ia tidak tahu masa depan yang bagai mana yang akan terwujud.

Mudah-mudahaan program dari penguasa di kota ini dengan “Sekolah Gratis” bisa menampung Ina dan ratusan anak-anak usia sekolah lainnya, dimana bisa mewujudkan cita-cita mereka tanpa membebankan kantong orang tua dengan berbagai macam kebutuhan untuk sekolah. Seperti yang di programkan beserta buku gratis, baju, sepatu tas dan lainya.

Dengan berjalannya progam ini pengawasan dari masyarakat akan sangat penting untuk mewujudkan impian Ina dengan Laskar Pelanginya, ataupun anak-anak lainnya di kota ini.


“Prajurt-Prajurit Surga”

No comments:

Post a Comment