CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

09 November 2007

Sejarah Kamar Bola Seberang Ilir Palembang


Kamar Bola dengan latar belakang watertoren Sumber Kitlv.nl
Kamar Bola di Palembang tahun 1935 Sumber Kitlv.nl

Umbul-Umbul Di  Societeit saat ulang tahun Putri Juliana 1930 Sumber Tropenn museum

Societeit atau yang sering di kenal dengan "kamar bola" atau "Rumah bola" (permainan bola bowling) yang terletak di Seberang Ilir atau tepat di belakang kantor ledeng, yang di lengkapi dengan balai pertunjukan (schrowburg) dimana tempat ini juga untuk para orang-orang Belanda berdansa sehingga pada perkembangnnya pada tahun 1928 menjadi bioskop Luxor.

Setelah zaman kemerdekaan bangunan ini pun beralih fungsi sebagai tempat hiburan orang Palembang di mana pada tahun 70-80 an tempat ini di kenal dengan nama Bioskop Intium/Mustika, dan sebelumnya pernah juga menjadi Gedung Pemuda dan Pramuka.

Tetapi seiring waktu bioskop tersebut di tutup dan sekarang gedung ini di kelolah oleh KODAM II/SWJ sebagai Balai Prajurit. Dan fungsi gedung ini juga bukan hanya sebatas acara meliter tetapi juga di berdayakan sebagai  salah satu tempat untuk mengadakan acara pernikahaan dan acara-acara lainnya.

Kamar Bola selain di Seberang Ilir juga terdapat di seberang ulu yaitu di komplek pertamina yang sekarang di kenal dengan Gedung Patra Ogan.

Kamar bola saat ini  Setelah mengalami beberapa kali" Balai Prajurit" Tahun 2009

Sumber tulisan di rangkum dari berbagai sumber
Sumber Foto Lama : kitlv.nl dan Tropen Museum

06 November 2007

Sejarah Becak Palembang


Pasukan Belanda saat bersantai menggunakan Becak  (1947) Sumber : Tropen Museum

Becak di Palembang berbeda dengan becak-becak di tempat lainnya dimana seperti di Jawa becak biasanya ada tutup untuk roda samping ataupun bentuk atap yang melengkung.

Di Palembang becaknya tanpa tutup roda dan atapnya pun tidak terlalu tinggi dan kalau barang banyak yang di bawa atap nya bisa di copot.

Adapun awal mula kendaraan yang bernama becak ini masuk ke Indonesa terutama Palembang adalah Rikshaw (becak Cina) yang di tarik oleh orang cina dan banyak terdapat pada tahun 1920-1940an. Tapi karena di anggap kurang manusiawi maka Rikshaw (becak Cina) di hapuskan dan di ganti dengan becak seperti yang ada saat ini.



Pemerintah kolonial Belanda merasa senang dengan transportasi baru ini. Namun belakangan pemerintah kolonial mulai melarang keberadaan becak karena jumlahnya terus bertambah, membahayakan keselamatan penumpang, dan menimbulkan kemacetan.

Jumlah becak justru meningkat pesat ketika Jepang datang ke Indonesia pada 1942. Kontrol Jepang yang sangat ketat terhadap penggunaan bensin serta larangan kepemilikan kendaraan bermotor pribadi menjadikan becak sebagai satu-satunya alternatif terbaik moda transportasi di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Bahkan penguasa membentuk dan memobilisasi kelompok-kelompok, termasuk tukang becak, demi kepentingan perang melalui pusat pelatihan pemuda, yang mengajarkan konsep politik dan teknik organisasi.



Di setiap kota besar polemik becak hampir semua sama, di anggap sebagai biang kemacetan padahal becak merupakan angkutan anti polusi walau sebagain orang menganggap sebagai angkutan yang tidak manusiawi, tergantung bagai mana kita menilai dan dari sudut mana kita melihatnya.

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.
Sumber Foto Lama :  Tropen Museum

05 November 2007

Sejarah Pidato Kenegaraan Atas Perayaan Ulang Tahun Ratu Wihelmina di Palembang 1933

Pidato Kenegaraan dalam rangka perayaan Ulang tahun Ratu Wihelmina 1933 Sumber : Tropen Museum
Bendera belanda yang di bawa petugas di tempat acara Sumber : Tropen Museum

Pidato kenegaraan yang di sampaikan oleh pemerintah Kerajaan Belanda pada tahun 1933 atas perayaan ulang tahun ratu Wihelmina ke 43.  Di sini seluruh masyarakat di haruskan berkumpul di lapangan rumah Komisaris Kerajaan Belanda/Gedung "Siput" termasuk anak-anak dan pelajar dimana penguasa dari Belanda secara langsung memberikan pidato terhadap masyarakat di Palembang.


Seluruh murid sekolah dan panji kebesaran belanda berkumpul rumah Residen Belanda Sumber foto:  Tropen Museum
Pada ada saat ulang tahun ini biasanya di selenggarakan banyak kegiatan salah satunya lomba perahu bidar / kenceran, ataupun panjat pinang dengan hadiah roti dan keju. 

Dari beberapa sumber bahwa perayaan ulang tahun ratu wihelmina juga di adakan "pasar malam" yang berada di  pelataran sungai musi ( sekarang BKB) dari Sekanak Jetti sampai ke tengkuruk. pada hari itu para penjual di bebaskan untuk berjualan di situ juga di ceritakan dari nara sumber kalau kuliner khas 17 Agustusan seperti telok ukan , ketan sepit dan mainan  "pesawat " telok abang   juga sudah ada di zaman itu walaupun tidak menggunakan bendera Merah Putih.

 Sumber Foto Lama : Tropen Museum

02 November 2007

KTP Zaman Penjajahaan Jepang

Identitas Zaman Jepang 1945 Sumber foto : Troven Museum


Bagian Belakang KTP sumber : djadoelantik.blogspot.com
Seperti inilah Identitas diri/KTP jaman dulu kala. Tulisan yang dipakai 2 bahasa, yakni huruf Jepang dan bahasa Indonesia. Sejak tahun 1942. bahasa Belanda dilarang digunakan, dan bahasa Indonesialah yang digunakan sebagai bahasa resmi berdampingan dengan bahasa Jepang.

Dengan membayar sekitar 50 Y maka penduduk dapat memiliki identitas diri ini.Dan uniknya tidak ada tanda tangan di situ tetapi ada cap jempol, fungsinya sama persis dengan KTP saat ini harus di bawa setiap saat dan harus di tunjukaan saat pemeriksaan.