CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

25 August 2016

Kenceran 17 Agustus 2016


SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Peringatan HUT RI 17 Agustus hari ini, Rabu (17/8) tidak terlepas dari budaya wong kito yang rutin digelar setiap tahun. Apa lagi kalau bukan lomba bidar tradisional dan parade perahu hias.
Tahun ini, peserta yang akan mengikuti lomba ini cukup meningkat dari tahun sebelumnya dan siap meramaikan sungai Musi yang merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Palembang.
Pantauan Sripo di Benteng Kuto Besak (BKB) dan sungai Musi, masyarakat begitu antusias menyaksikan parade kapal hias dan lomba bidar ini. Meskipun di tengah terik.
Tahun ini ada 9 tim yang ikut lomba bidar tradisional. Selain itu ada juga 17 perahu hias yang siap berkompetisi. Acara dimulai pukul 09.00 hingga final pukul 14.00 WIB.
Untuk bidar tradisional ini, hanya satu-satunya di Indonesia yang sampai saat ini masih lestari. Sebab untuk 1 perahu bidar harus berukuran panjang 29 meter, lebar 1.5 meter dan tinggi 0.8 meter. Untuk 1 tim maksimum 57 orang, yang terdiri dari 1 orang juragan/kemudi, 1 orang tukang timba air, dan 55 pendayung.
Start lomba dimulai dari eks dermaga Fery 35 Ilir di kapal Segentar Alam dekat Dishub, lalu finish ke depan panggung kehormatan BKB Palembang. Begitu juga dengan rute perahu hias yang diiringi dengan atraksi dan parade dari peserta. Masyarakat bisa menonton langsung di BKB maupun dari atas Ampera.
Selama jalannya lomba rute angkutan air sementara ditutup untuk umum. Maka itu disbudpar Palembang sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti dishub, polair, dan sebagainya. Untuk tim juri ada dari TNI/Polri, seniman, dan pihak terkait. (yuliani), sumber : http://palembang.tribunnews.com/

23 August 2016

Betanggem

Setiap Agustusan Ustad. H.Taufiq Hasnuri mengadakan Betanggem di padepokannya di kawasan 12 ulu Palembang sumber : andi.s.kemas

Betanggam (Betanggem): adalah seni silat/kuntau yg biasa di laksanakan dlm prosesi pernikahan ataupun acara-acara kebesaran lainnya yg mana tujuannya adalah mempererat hubungan dua keluarga besar.

Salam Tanggem: Penghormatan ataupun doa kepada kawan maupun lawan agar terbina hubungan yg kokoh dan kuat sebagaimana bangunan rumah sebagai tempat berlindung,mendidik dan satu kesatuan kehidupan


Ustad Nurdin Mansyur ( Kiri), Ustad Taufik Hasnuri (Tengah) & Ustad  Andi S (Kanan)  sumber : andi.s.kemas
Ustad Nurdin Mansyur  sumber : andi.s.kemas
Dalam pengertian kata Betanggem yaitu satu tangan di buka dan satu tangan di genggam yang artinya siap-siaga, kita bisa merangkul siapapun atau berteman dan bergaul dengan siapapun yang di lambangkan dengan tangan yang terbuka tetapi kita juga siap dengan ancaman yang akan datang sewaktu-waktu yang di lambangkan dengan tangan yang terkepal,
Di Palembang sendiri tradisi ini masih di lestarikan juga oleh Ulama-ulama Palembang dimana setiap tanggal 17 Agustus-an mereka melakukan atraksi silat di kediaman atau padepokan Ustad Taufik Hasnuri di 12 Ulu Palembang.


Ustad Kms. Andi S  sumber : andi.s.kemas

Untuk lebih lengkap mengenai silat Palembang bisa klik : 

https://www.silatpalembang.com

05 July 2016

Kue Pare Khas Palembang Cuma Ada di Bulan Ramadhan

Hasil gambar untuk kue pare khas palembang
Foto : resepnusatara.id
PALEMBANG, ASSAJIDIN.Com — Mendengar nama kue pare, bagi orang Palembang yang tidak pernah mencicipi kue pare akan langsung membayangkan kue ini terbuat dari bahan dasar pare dan memiliki rasa pahit. Salah sekali jika kue ini hanya disamakan dengan namanya sayur pare karena kue pare memilki rasa manis dan renyah. Kue ini memiliki kemiripan seperti kue klepon yang berwarna hijau, hanya saja kue pare berbentuk seperti pare dengan isi gula merah campur kelapa dan tidak dilumuri kelapa di luarnya. Sedangkan, kue klepon berwarna hijau dengan isi gula merah cair dan tidak dilumuri dengan kelapa parut.

“Kue Pare berbahan ketan ini, hanya bisa ditemui pada bulan Ramadhan,” kata salah satu pedagang kue pare di pasar bedug 10 Ulu, kepadaAssajidin.com, beberapa waktu lalu. Sehingga menjadi menu yang paling banyak diburu oleh masyarakat Palembang. Hanya saja kue pere hanya bisa ditemukan di tempat-tempat jajanan berbuka puasa tertentu, seperti pasar-pasar bedug besar yang menjual berbagai makanan khas Palembang, Pasar beduk Seberang ulu, pasar bedug muhammadiyah dan pasar bedug Tanggabuntung.

Kue pare miliki manfaat bagi kesehatan karena mengandung beras ketan yang kaya manfaat sebagai sumber energi, menurunkan resiko penyakit jantung, membantu menangkal radikal bebas, mengatur aktivitas hormon tiroid, menjaga sistem metabolisme tubuh agar tetap sehat, menjaga kesehatan tulang, menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap sehat, menyehatkan sistem pencernaan, membantu mencegah anemia dan mencegah penuaan dini.


Berikut cara membuat kue pare:
Bahan Resep Kue Pare:
· ¾ btr kelapa, parut
· 400 gr gula merah
· 375 gr tepung ketan
· ½ sdt garam
· 500 cc air daun pandan dan suji (dari 5 lembar daun pandan dan 10 lembar daun suji, tumbuk. Dan beri sedikit air, peras. Campur dengan air secukupnya, saring)
Cara membuat Resep Kue Pare:
Membuat isi : Masak kelapa parut bersama gula merah sampai kental, sisihkanCampur tepung ketan, garam, dan air daun pandan sedikit demi sedikit, hingga menjadi adonan yang dapat dibentuk. Cetak dalam cetakan berbentuk pare, isi tengahnya dengan enten-enten. Kukus hingga matang. Angkat . Sajikan panas lebih nikmat.(*)
Penulis: Mellyani Lestari ( http://www.assajidin.com/ )