Showing posts with label sungai Musi. Show all posts
Showing posts with label sungai Musi. Show all posts
02 March 2017
26 February 2017
Tertambat
Lokasi : Sungai Musi Lr. Sawah 12 Ulu
Waktu Pengambilan : Sabtu, 26 Februari 2017
Jam : 14:30 WIB
Lenovo Vibe K4 Note
28 January 2017
19 January 2017
Tepi Sungai Musi tahun 1970-an
09 December 2016
25 August 2016
Kenceran 17 Agustus 2016
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Peringatan HUT RI 17 Agustus hari ini, Rabu (17/8) tidak terlepas dari budaya wong kito yang rutin digelar setiap tahun. Apa lagi kalau bukan lomba bidar tradisional dan parade perahu hias.
Tahun ini, peserta yang akan mengikuti lomba ini cukup meningkat dari tahun sebelumnya dan siap meramaikan sungai Musi yang merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Palembang.
Pantauan Sripo di Benteng Kuto Besak (BKB) dan sungai Musi, masyarakat begitu antusias menyaksikan parade kapal hias dan lomba bidar ini. Meskipun di tengah terik.
Tahun ini ada 9 tim yang ikut lomba bidar tradisional. Selain itu ada juga 17 perahu hias yang siap berkompetisi. Acara dimulai pukul 09.00 hingga final pukul 14.00 WIB.
Untuk bidar tradisional ini, hanya satu-satunya di Indonesia yang sampai saat ini masih lestari. Sebab untuk 1 perahu bidar harus berukuran panjang 29 meter, lebar 1.5 meter dan tinggi 0.8 meter. Untuk 1 tim maksimum 57 orang, yang terdiri dari 1 orang juragan/kemudi, 1 orang tukang timba air, dan 55 pendayung.
Start lomba dimulai dari eks dermaga Fery 35 Ilir di kapal Segentar Alam dekat Dishub, lalu finish ke depan panggung kehormatan BKB Palembang. Begitu juga dengan rute perahu hias yang diiringi dengan atraksi dan parade dari peserta. Masyarakat bisa menonton langsung di BKB maupun dari atas Ampera.
Selama jalannya lomba rute angkutan air sementara ditutup untuk umum. Maka itu disbudpar Palembang sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti dishub, polair, dan sebagainya. Untuk tim juri ada dari TNI/Polri, seniman, dan pihak terkait. (yuliani), sumber : http://palembang.tribunnews.com/
15 June 2012
Fender Jembatan Ampera yang Baru
Saat tug boat yang membawa tongkang batu bara melintasi fender jembatan ampera |
INILAH.COM, Palembang - Mulai hari ini, Selasa (10/1)
angkutan batubara akan melewati jalur khusus di areal perkebunan
diteruskan melalui sungai.
DPRD Sumsel mengingatkan agar
hal ini diantisipasi supaya tugboat dan tongkang pengangkut batubara
yang melintasi Sungai Musi tidak menabrak Jembatan Ampera. Ketua
Komisi IV DPRD Sumsel Rozak Amin, Senin (9/1), mengatakan, perlu
diantisipasi dengan harus ada aturan tegas mengenai hal tersebut.
Menurut
dia, rencana pemindahan jalur angkutan batubara sudah tepat, namun
harus juga diperhatikan karena tongkang pengangkut batubara itu nantinya
juga akan melewati Jembatan Ampera. "Rencana ini perlu mendapat
perhatian, dan pihak terkait juga harus segera mengantisipasi, jangan
sampai tongkang-tongkang tersebut menabrak tiang atau fender Jembatan
Ampera, kalau itu terjadi, permasalahan akan semakin besar dan berat,"
katanya.
Menurut Rozak Amin, tongkang-tongkang pengangkut batubara
nanti, harus dikawal oleh kapal pemandu di depan dan belakang tongkang.
Hal ini, untuk mengamankan tiang Jembatan Ampera. "Yang
penting rencana pemindahan jalur angkutan batubara ini harus mendapat
perhatian, jangan sampai satu masalah selesai, malah menimbulkan masalah
baru yang lebih rumit," katanya. Anggota Komisi IV DPRD Sumsel
Najib Matjan menambahkan, angkutan batubara melalui sungai sangat
dilematis, di satu sisi mengancam tiang Jembatan Ampera, namun di sisi
lain, penambangan batubara harus terus jalan.
“Karena itu pemerintah daerah harus mengantisipasi dan kita akan mengawasinya,” kata Rozak. Pada
kesempatan ini Najib mengaku kecewa dengan pengusaha batubara yang
tidak membantu mengatasi kerusakan jalan menuju Pelabuhan Tanjung
Api-api (TAA). Padahal kerusakan itu akibat truk batubara. Sebelumnya,
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Sumsel Robert Heri
mengatakan, pembangunan jalan khusus batubara sepanjang kurang lebih
200km, mulai dari Lahat dan bermuara di Sungai Musi yang berlokasi di
Muara Lematang. Jalan itu melintasi jalan-jalan milik perusahaan
perkebunan, perusahaan minyak, dan hutan.
"Jadi, dengan adanya
jalan khusus batubara ini, truk-truk dapat mengangkut batubara dari
lokasi tambang di Lahat ataupun Muaraenim langsung ke dermaga yang ada
di Muara Lematang, tanpa harus melewati jalan umum lagi," katanya.
Selama
masa uji coba hingga April mendatang, sesuai Pergub Sumsel, hanya truk
batubara bermuatan 8 ton saja yang boleh melintasi jalan umum, sementara
untuk truk bermuatan 12 ton atau lebih seperti jenis fuso dan trailer,
dilarang beroperasi.
"Masa uji coba jalan khusus batubara ini
selama tiga bulan, dari uji coba ini kita dapat mengetahui apa yang
menjadi kekurangan dari jalan tersebut. Setelah tiga bulan masa uji coba
seluruh truk batubara kita stop total untuk melintasi jalan umum, tanpa
terkecuali, semua truk harus melewati jalan khusus batubara," kata
Robert. [mor]
03 March 2010
Kesibukan Di Kapal Jukung di Dermaga 7 Ulu Palembang
Kesibukan kapal jukung di pelabuhan 7 ulu Palembang |
kalau di lihat dari dekat seperti inilah aktivitas di atas kapal jukung yang sedang sandar di dermaga 7 ulu, ada yang bongkar muat barang, ada yang sedang menunggu penumpang,ataupun seperti saya yang hanya memperhatiakan aktivitas ini.
Meski angkutan transportasi darat dan sungai mulai dibuat dengan
teknologi canggih dan dengan mesin super cepat, tetapi perahu jukung
yang terbuat dari kayu bermesin bekas mobil truk atau mesin disel masih
dibutuhkan warga.
Perahu jenis jukung ini untuk angkutan sembako dan hasil bumi warga yang bermukim di pinggiran sungai, seperti kawasan Desa Makarti Jaya, Karang Agung, jalur 17, 18 hingga Jalur 20 dan Sungsang.
Perahu jenis jukung ini untuk angkutan sembako dan hasil bumi warga yang bermukim di pinggiran sungai, seperti kawasan Desa Makarti Jaya, Karang Agung, jalur 17, 18 hingga Jalur 20 dan Sungsang.
07 December 2009
Festival Musi 2009 Palembang #3
Lomba Perahu Naga Di Sungai Musi |
Sejarah Perahu Naga
Perahu naga (Hanzi tradisional: 龍舟 atau 龍船; Hanzi sederhana: 龙舟 atau 龙船; Pinyin: lóngzhōu, lóngchuán) adalah perahu yang sangat panjang dan sempit yang digerakkan oleh tenaga manusia dan digunakan pada olahraga dayung perlombaan perahu naga. Dalam perlombaan, perahu ini biasanya dihiasi dengan kepala dan ekor naga dan diharuskan untuk membawa genderang besar dalam perahunya. Masyarakat Tionghoa suku Han
sering menggunakan istilah "Turunan Naga" sebagai identitas etnis
mereka. Di luar kegiatan lomba, hiasan naga biasanya tidak digunakan,
tapi genderang tetap dibawa dalam perahu untuk kepentingan latihan.
Lomba perahu naga sesuai tradisi diadakan untuk memperingati kematian Qu Yuan.
Lomba ini merupakan satu-satunya olahraga yang diperingati sebagai
libur nasional. Menurut kalender Imlek, acara ini diadakan pada tanggal 5
bulan 5 yang bisanya jatuh pada suatu tanggal di bulan Juni.
Sumber tulisan : id.wikipedia.org/
Festival Musi 2009 Palembang # 2
Perahu Naga yang di ikuti oleh ibu-ibu |
PALEMBANG, KOMPAS.com - Guna mendongkrak kunjungan wisatawan domestik
dan mancanegara, Pemerintah Kota Palembang menggelar Festival Musi 2009
pada 3-6 Desember mendatang. Kegiatan yang dikemas dalam berbagai agenda
kegiatan ini memanfaatkan momen pari wisata akhir tahun yang biasanya
disertai dengan peningkatan pergerakan wisatawan domestik dan
mancanegara.
Menurut Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kota Palembang Apriadi Busri, Rabu (25/11), kepada wartawan di Palembang, pelaksanaan kegiatan Festival Musi 2009 ini sudah melalui berbagai tahap, mulai dari pengamatan, pembahasan, dan perbaikan dari even tahun sebelumnya.
Sejumlah kegiatan pokok dalam Festival Musi 2009 tersebut meliputi Festival Internasional Perahu Naga Internasional, Festival Tari Nusantara dan Pameran Pembangunan Pendidikan. Pemerintah menargetkan ratusan ribu wisatawan bakal datang ke Palembang untuk melihat momen ini.
"Pemerintah berpikir perlu ada kegiatan menarik terutama menjelang akhir tahun. Ini memanfaatkan momen peningkatan pergerakan wisatawan. Motonya, wisatawan datang, maka sektor pariwisata berdenyut," kata Apriadi.
Selain ketiga agenda diatas, even ini juga akan menghadirkan Festival Kuliner Nusantara . Sebanyak 40 stan makanan dan minuman khas daerah di Tanah Air akan meramaikan kegiatan ini. Jika dirinci, sebanyak 22 stan akan digunakan untuk atraksi demo masak di tempat, sedangkan sisanya 18 stan untuk pameran makanan jadi.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Palembang Baharuddin Ali, digelarnya Festival Musi ini juga bertepatan dengan peringatan ke-4 hari Wisata Sungai, sejak di-launching tahun 2005 lalu. Diharapkan, festival ini dapat menarik kunjungan wisatawan ke Palembang.
Biasanya saat akhir tahun kan banyak yang ingin berlibur. Nah kita ambil momen itu. Dengan harapan banyaknya kegiatan ini dapat menarik minat wisatawan baik asing maupun domestik, ke Palembang , jelas Baharuddin, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Bidang UKM pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palembang Ade Jaya Martin, mengatakan, sebelumnya, even ini bernama Festival Dragon Boat dan tidak berskala nasional.
Terpisah, Asisten II Setda Kota Palembang Apriadi Busri mengatakan, digelarnya Festival Musi ini sudah melalui pengamatan dan pembahasan yang mendalam.
"Memang diperlukan banyak kegiatan menarik pada saat menjelang akhir tahun. Nah, kita harapkan festival ini mampu menyedot pengunjung ke Palembang. Sehingga, denyut pariwisata kita akan terus bergerak," kata Apriadi.
Sumber Tulisan : Kompas.com
04 December 2009
Memancing Dari Atas Ketek di Sungai Musi Palembang
07 October 2009
Kapal Dan Sungai Musi
Ada keasikan sendiri saat melakukan pengambilan foto kapal-kapal yang sedang melaju di atas sungai musi....seni tersendiri yang indah.
26 August 2009
Mancing di Bulan Puasa
Salah satu cara menghabiskan waktu di bulan puasa ini adalah dengan memancing apalagi dengan kondisi sungai musi yang mulai surut, mereka bisa memancing sambil duduk di pinggir sungai.
14 May 2009
06 May 2009
17 April 2009
07 April 2009
Perkampungan 1 Ilir Palembang
03 April 2009
02 April 2009
31 March 2009
Masjid Lawang Kidul Palembang
Masjid ini dibangun tahun 1310 H oleh Kyai Merogan (Mgs. H. Abdul Hamid Bin Mgs. Mahmud) dengan menggunakan biaya sendiri. Sebagai seorang ulama yang memiliki pandangan kedepan beliau mendirikan Rumah Allah SWT dengan membuat pernyataan tertulis disebut "Najar Mujal Lillahi Ta'ala" naskah tersebut tertanggal 6 Syawal 1310. Masjid Lawang Kidul berada di tepi Sungai Musi daerah Seberang Ilir Kelurahan 5 Ilir.
pendiri masjid itu wafat tetapi sampai dengan saat ini tetap ramai dikunjungi orang karena makam beliau dilokasi Masjid Ki Merogan dianggap keramat dan ada beberapa kisah menarik pada saat beliau masih hidup.
Kisah tentang ikan
Seorang pedagang ikan dari OKI membawa ikan untuk dijual di pasar ikan di Palembang. Mendekati kota Palembang, si Pedagang tiba-tiba menyaksikan ikannya dalam keadaan mati dan dia akan mengalami kerugian yang cukup besar.
Tiba-tiba ia teringat kemasyuran Ki Merogan untuk meminta nasehat, setalah tiba, belum sempat berkata, Sang Kyai menegur, kisanak ikan-ikan yang berada d perahumu tidaklah mati. Insya Allah ikanmu hidup juallah ke pasar dan hiduplah serta peliharalah keluargamu baik-baik. Benar saja tiba di perahu dilihatnya ikan yang dibawanya dalam keadaar hidup.
Cerita lain tentang ikan dari dari seorang penduduk yang ingin membuktikan kekramatan Ki Merogan dengan melepas seekor ikan besar sambil berucap "hai ikan pergilah engkau menemui Ki Merogan sebagai hadiah dariku" beberapa hari kemudian dia menemui Ki Merogan di masjid Merogan, sebelum sempat mengutarakan maksudnya Sang kyai menyapa lebih dulu dan berkata bahwa kirimannya sudah diterima.
Zikir merogan
Beliau mengajarkan zikir dengan cara unik yaitu bila beliau mengajar ke Masjid Lawang Kidul atau sebaiknya menggunakan perahu sambil berkayuh inilah Kyai mengajak murid-muridnya bersama-sama mengucapkan zikir berulang-ulang dan maklumlah penduduk sekitarnya bahwa Ki Merogan lewat.
Sumber: CBN
Subscribe to:
Posts (Atom)