CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

17 November 2007

Perkuburan Cina di Palembang


Perkuburan masyarakat Cina di Palembang tahun 1900 sumber : Troppenmuseum

Kuburan Cina di Palembang banyak sekarang banyak terdapat di daerah Talang Kerikil, Sukabangun Palembang, selain pemakaman untuk etnis cina pemakaman untuk umat kristiani pun ada di sini, pada awalnya kuburan etnis cina dan umat kristen yang terkenal dan berjumlah banyak terletak di Jl Merdeka yang meliputi kantor penggadaian dan Sriwijaya Sport Center (eks Bioskop Garuda) tetapi seiring perkembangan zaman kuburan-kuburan tersebut di bongkar dan di ganti dengan bioskop dan perkantoran.

Kawasan Talang Kerikil Daerah ini banyak di kunjungi saat Cheng Beng (Sembayang Arwah) di mana para pembersih kuburan dan pelukis untuk kuburan cina banyak meraup rezeki.

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.

15 November 2007

Sejarah Perahu Bidar / Pancalang Palembang

 Lomba Mendayung di Sungai Musi saat Perayaan Penombatan Ratu Wilhelmina di Palembang 1898 Sumber : Kitlv.nl

Kelahiran perahu bidar tidak terlepas dari kondisi dan situasi kota Palembang, yang dikelilingi banyak sungai beserta anaknya. Data terakhir, anak sungai yang dulunya berjumlah 108, kini tinggal 60 anak sungai.

Lomba Bidar saat ini (2007)
Dahulu, untuk menjaga keamanan wilayah,diperlukan sebuah perahu yang larinya cepat. Kesultanan Palembang lalu membentuk patroli sungai dengan menggunakan perahu.

Ketika itu perahu berpatroli itu disebut perahu pancalang, berasal dari pancal dan lang/ilang. Pancal berarti lepas, landas dan lang/ilang berarti menghilang. Singkatnya pancalang berarti perahu yang cepat menghilang.

Perahu ini dikayuh 8-30 orang, bermuatan sampai 50 orang. Memiliki panjang 10 sampai 20 meter dan lebar 1,5 sampai 3 meter. Karena bermuatan banyak orang, Pancalang juga digunakan sebagai alat angkutan transportasi sungai. Raja-raja dan pangeran kerap pula menggunakan pancalang untuk plesiran.

Gambaran bentuk pancalang diungkapkan secara detil dalam buku Ensiklopedi Indonesia NV, terbitan W Van Hoeve Bandung’s Gravenhage . Disebutkan, Pancalang perahu tidak berlunas, selain sebagai perahu penumpang, ia juga dijadikan sarana untuk berdagang di sungai. Atapnya berbentuk kajang, kemudinya berbentuk dayung dan digayung dengan galah atau bambu.

Perlombaan bidar di sungai musi tahun 1900 Sumber : Kitlv.nl
Menurut para ahli sejarah, perahu Pancalang inilah asal muasal lahirnya perahu bidar. Agar terjaga kelestarian perahu bidar, digelarlah lomba perahu bidar yang berlangsung sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Lomba ini sering disebut wong doeloe dengan sebutan "kenceran".

Pada zaman kolonial Belanda biasanya bidar di selenggakan pada saat kedatangan ratu dan keluarganya dari kerajaan belanda. Kini, tampilan perahu bidar sedikit berbeda dengan masa Kesultanan Palembang. Ada dua jenis yang kini dikenal.

Pertama,perahu bidar berprestasi. memiliki panjang12,70 meter,tinggi 60 cm dan lebar 1,2 meter. Jumlah pendayung 24 orang, terdiri dari 22 pendayung,1 juragan serta 1 tukang timba air. Perahu ini dapat dilihat setiap 17 Juni, bertepatan dengan hari jadi kota Palembang.       

Jenis kedua perahu bidar tradisional. memiliki panjang 29 meter, tinggi 80 cm serta lebar 1,5 meter. Jumlah pendayung 57 orang, terdiri dari 55 pendayung, 1 juragan perahu serta 1 tukang timba air. perahu ini dapat disaksikan pada setiap Agustusan, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.

Perlombaan bidar di sungai musi tahun 1900 Sumber : Kitlv.nl

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.
Sumber Foto Lama : kitl.nl

12 November 2007

Sejarah Penerbangan Sipil Pertama di Palembang

Sebuah pesawat Fokker F-VII 3M dri Maskapai KLM untuk Take Off ke Palembang 1930 Sumber Foto : kitlv.nl

KNILM (Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij - Royal Netherlands Indies' Airways) adalah perusahaan penerbangan sipil khusus untuk operasi penerbangan di Hindia-Belanda yang berdiri pada tahun 1928 di Belanda. KNILM hasil kerjasama Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Masatschappij, KLM, Pemerintah Hindia-Belanda dan perusahaan-perusahaan dagang yang punya kepentingan di Indonesia.

Sebuah pesawat Fokker F VII 3M KLM didorong untuk mengisi bahan bakar 1930  Sumber Foto : kitlv.nl

Pada 1 Oktober 1931, KLM membuka program satu minggu sekali ke Batavia. Setahun kemudian pesawat yang beroperasi diganti Fokker F-12, dilengkapi kursi untuk empat penumpang. Desember 1933, pesawat yang mendarat di Batavia diganti F-18 dengan lama penerbangan sekitar 96,5 jam. Dua tahun kemudian, KLM meningkatkan frekuensinya dan mengganti pesawat dengan DC-2, dan berganti lagi kemudian dengan DC-3 Dakota pesawat jenis inilah yang nantinya menjadi legenda bagi bangsa Indonesia.

Sumber Foto : kitlv.nl
Sementara itu, KNILM pun beroperasi dengan F-7/3B di belahan Nusantara. KNILM membuka penerbangan untuk angkutan pos Batavia-Semarang dan Batavia-Bandung masing-masing seminggu sekali. Kemudian, penerbangan dari Semarang diteruskan ke Surabaya. Pada tahun '30-an itu, KNILM menambah armadanya dengan F-12 dan DC-2 serta membuka jalur penerbangan tetap Palembang-Pekanbaru-Medan sekali seminggu, juga ke Singapura. KNILM juga mengoperasikan pesawat-pesawat amfibi Sikorsky S-38 dan Grumman Millard untuk operasi di Kalimantan Timur.

Pada 06 Oktober 1937 pernah juga terjadi kecelakaan terhadap pesawat Douglas DC-2 PH ALS "Specht" milik maskapai Belanda KLM di Palembang tepatnya di Talang Betutu dengan rute Batavia - Singapura yang sempat transit di Palembang, yang menyebabkan tewasnya Kapten F.M Strok  teknisi J.J. Ruben, operator radio J.J. Stodieck, dan seorang penumpang bernama Mr. G.A. Steenbergen, sedangkan Kopilot dan penumpangg lainnya mengalami luka-luka. Hal ini di sebabkan pesawat terhempas tak lama setelah take Off dari bandara Talang Betutu yang menyebabkan kerusakan parah.

Harry Hirsch dalam Fokker F VII 3M dari  India Belanda  Airlines ke Palembang 1930 Sumber Foto : kitlv.nl
















Akhir tahun Akhir tahun 1941, Hindia-Belanda menjadi sasaran serbuan bala tentara Jepang. Penerbangan sipil berkurang, karena fungsinya sudah lebih ke militer. Jepang menduduki Indonesia dan membentuk Nampo Koku Kabushi Kaisha atauPerseroan Lalu Lintas Udara Daerah Selatan, penyedia angkutan bagi orang sipil Jepang berseragam militer yang menduduki jabatan di pemerintahan. Perusahaan ini adalah cikal bakal Garuda Indonesia Airways.
                                                                       
Orang di bandara Palembang untuk menyambut pesawat Fokker F-VII 3M dari KLM 1930
Sumber Foto : kitlv.nl

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.
Sumber Foto Lama : kitlv.nl

09 November 2007

Sejarah Kamar Bola Seberang Ilir Palembang


Kamar Bola dengan latar belakang watertoren Sumber Kitlv.nl
Kamar Bola di Palembang tahun 1935 Sumber Kitlv.nl

Umbul-Umbul Di  Societeit saat ulang tahun Putri Juliana 1930 Sumber Tropenn museum

Societeit atau yang sering di kenal dengan "kamar bola" atau "Rumah bola" (permainan bola bowling) yang terletak di Seberang Ilir atau tepat di belakang kantor ledeng, yang di lengkapi dengan balai pertunjukan (schrowburg) dimana tempat ini juga untuk para orang-orang Belanda berdansa sehingga pada perkembangnnya pada tahun 1928 menjadi bioskop Luxor.

Setelah zaman kemerdekaan bangunan ini pun beralih fungsi sebagai tempat hiburan orang Palembang di mana pada tahun 70-80 an tempat ini di kenal dengan nama Bioskop Intium/Mustika, dan sebelumnya pernah juga menjadi Gedung Pemuda dan Pramuka.

Tetapi seiring waktu bioskop tersebut di tutup dan sekarang gedung ini di kelolah oleh KODAM II/SWJ sebagai Balai Prajurit. Dan fungsi gedung ini juga bukan hanya sebatas acara meliter tetapi juga di berdayakan sebagai  salah satu tempat untuk mengadakan acara pernikahaan dan acara-acara lainnya.

Kamar Bola selain di Seberang Ilir juga terdapat di seberang ulu yaitu di komplek pertamina yang sekarang di kenal dengan Gedung Patra Ogan.

Kamar bola saat ini  Setelah mengalami beberapa kali" Balai Prajurit" Tahun 2009

Sumber tulisan di rangkum dari berbagai sumber
Sumber Foto Lama : kitlv.nl dan Tropen Museum