CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

12 November 2007

Sejarah Penerbangan Sipil Pertama di Palembang

Sebuah pesawat Fokker F-VII 3M dri Maskapai KLM untuk Take Off ke Palembang 1930 Sumber Foto : kitlv.nl

KNILM (Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij - Royal Netherlands Indies' Airways) adalah perusahaan penerbangan sipil khusus untuk operasi penerbangan di Hindia-Belanda yang berdiri pada tahun 1928 di Belanda. KNILM hasil kerjasama Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Masatschappij, KLM, Pemerintah Hindia-Belanda dan perusahaan-perusahaan dagang yang punya kepentingan di Indonesia.

Sebuah pesawat Fokker F VII 3M KLM didorong untuk mengisi bahan bakar 1930  Sumber Foto : kitlv.nl

Pada 1 Oktober 1931, KLM membuka program satu minggu sekali ke Batavia. Setahun kemudian pesawat yang beroperasi diganti Fokker F-12, dilengkapi kursi untuk empat penumpang. Desember 1933, pesawat yang mendarat di Batavia diganti F-18 dengan lama penerbangan sekitar 96,5 jam. Dua tahun kemudian, KLM meningkatkan frekuensinya dan mengganti pesawat dengan DC-2, dan berganti lagi kemudian dengan DC-3 Dakota pesawat jenis inilah yang nantinya menjadi legenda bagi bangsa Indonesia.

Sumber Foto : kitlv.nl
Sementara itu, KNILM pun beroperasi dengan F-7/3B di belahan Nusantara. KNILM membuka penerbangan untuk angkutan pos Batavia-Semarang dan Batavia-Bandung masing-masing seminggu sekali. Kemudian, penerbangan dari Semarang diteruskan ke Surabaya. Pada tahun '30-an itu, KNILM menambah armadanya dengan F-12 dan DC-2 serta membuka jalur penerbangan tetap Palembang-Pekanbaru-Medan sekali seminggu, juga ke Singapura. KNILM juga mengoperasikan pesawat-pesawat amfibi Sikorsky S-38 dan Grumman Millard untuk operasi di Kalimantan Timur.

Pada 06 Oktober 1937 pernah juga terjadi kecelakaan terhadap pesawat Douglas DC-2 PH ALS "Specht" milik maskapai Belanda KLM di Palembang tepatnya di Talang Betutu dengan rute Batavia - Singapura yang sempat transit di Palembang, yang menyebabkan tewasnya Kapten F.M Strok  teknisi J.J. Ruben, operator radio J.J. Stodieck, dan seorang penumpang bernama Mr. G.A. Steenbergen, sedangkan Kopilot dan penumpangg lainnya mengalami luka-luka. Hal ini di sebabkan pesawat terhempas tak lama setelah take Off dari bandara Talang Betutu yang menyebabkan kerusakan parah.

Harry Hirsch dalam Fokker F VII 3M dari  India Belanda  Airlines ke Palembang 1930 Sumber Foto : kitlv.nl
















Akhir tahun Akhir tahun 1941, Hindia-Belanda menjadi sasaran serbuan bala tentara Jepang. Penerbangan sipil berkurang, karena fungsinya sudah lebih ke militer. Jepang menduduki Indonesia dan membentuk Nampo Koku Kabushi Kaisha atauPerseroan Lalu Lintas Udara Daerah Selatan, penyedia angkutan bagi orang sipil Jepang berseragam militer yang menduduki jabatan di pemerintahan. Perusahaan ini adalah cikal bakal Garuda Indonesia Airways.
                                                                       
Orang di bandara Palembang untuk menyambut pesawat Fokker F-VII 3M dari KLM 1930
Sumber Foto : kitlv.nl

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.
Sumber Foto Lama : kitlv.nl

No comments:

Post a Comment