CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

24 November 2007

Sejarah Mobil Ketek Palembang

Mobil ketek terakhir dengan rute Ampera 7 ulu s.d 1 Ulu Kertapati

Setelah Perang Dunia II selesai, muncullah jip untuk kalangan sipil, yakni CJ yang merupakan singkatan dari civilian jeep. Tahun 1945, Willys meluncurkan CJ2 dan CJ3. Bahkan, Willys tidak lagi hanya diproduksi di Amerika Serikat, tetapi juga diproduksi di negara lain dengan lisensi. Di Perancis, Willys muncul tahun 1950 dan tahun 1955, masing-masing dengan nama Delahaye dan Hotchkiss. Di Jepang, Willys muncul dengan nama Mitsubishi Jeep J3 tahun 1953. Di Taiwan, jip Willys muncul tahun 1956.

Pada awal agresi Belanda di Palembang, dimana pada saat tanggal 12 Oktober 1945 Pasukan Inggris pimpinan Kolonel Carmickel tiba di palembang diboncengi oleh NICA (tentara belanda).

Suasana diperkeruh dengan masuknya tentara Belanda dari bangka dengan cara menyamar sebagai tentara inggris. Puncaknya pada Maret 1946 Pasukan inggris semakin besar jumlahnya setelah masuk dari Talang Betutu. Kedatangan ini disambut dengan pertempuran yang berkobar hampir disemua lokasi di kota palembang dan sekitar. Tiang listrik dan pipa yang banyak berada dilokasi plaju dimanfaatkan secara cerdik oleh masyarakat palembang menjadi senjata perlawanan Kecepek menghadapi peralatan canggih Inggris dan Belanda.

Belanda datang dengan segala kekuatan matranya dimana salah satu yang di bawa adalah kendaraan Jeep Willys yang sesuai dengan kondisi dan medan saat itu, pada saat kekalahan belanda dan perintah untuk menarik pasukan dari seluruh wilayah Indonesia termasuk juga Palembang maka banyak kendaraan Jeep wiliys yang di pakai untuk perang di tinggalkan. 
 
Mobil ketek di terminal tahun 1970-an
"Pada tahun 1950 itu berbagai jenis kendaraan bekas perang dunia II (dump) dan kendaraan lain tentara kerajaanBelanda dikumpulkan di bekas lapangan terbang Sekojo di Sungai buah dan ditanah kosong dekat kantor DPLAD di ujung jalan Bukit Kecil. Kendaraan-kendaraanbekas (dump) ini dijual kepada umum. Kendaraan-kendaraan inilah yang kemudian dijadikan truk angkutan barang dan opelet (di Palembang opelet ini disebut“taksi”) yang terbuat dari bekas jeep dengan body konstruksi kayu (semacam Jeepney di Manila dengan ukuran lebih kecil). “Taksi” Palembang didominasi oleh jeep hasil rekonstruksi dan renovasi yang kreatif ini". (inilah awal mula adanya "Taxi" angkot di Palembang) Sumber : http://kedaikopi.com/

Secara berangsur dengan mulaiberoperasinya kembali perusahaan dealer yang sudah ada sejak sebelumkemerdekaan, seperti Koek & Co yang memasukkan kendaraan merek Chevrolet, kendaraan barupun mulai bermunculan, termasuk juga merek Fiat, Austin, Dodge,Fargo, dan lain-lain.

Mobil ketek di Jl. Jend Sudirman tahun 1970-an
Dari sinilah mulai banyak Jeep Willys yang di gunakan sebagai sarana transportasi sehingga peninggalan jeep meliter di ubah bentuknya menjadi kendaraan angkutan dan transportasi, kendaraan ini di gunakan mulai selesai perang kemerdekaan dan sangat terkenal dan memenuhi jalanan Palembang pada era 1960an -1980an dikarenakan tidak adanya saingan dengan kendaraan yang lain dan belum banyaknya kendaraan jepang yang masuk ke Palembang,Penyebaran kendaraan ini makin hari makin sedikin karena di makan zaman sehingga pada tahun 1990an hanya tersisa didaerah seberang ulu sepanjang jalan Laut ( dari 16 ulu sampai ke 1 ulu simpang jembatan kertapati), jalan Sosial Km 5 dan beberapa tempat di daerah lainnya.

Banyak keunikan dari Kendaraan yang setirnya berada kiri ini, dengan dengan pintu di sebelah belakang yang bisa memuat 6 penumpang dan di depan 2 penumpang dan 1 sopir untuk menghidupkan mesinnya tidak menggunakan starter seperti saat ini tetapi di engkol dari depan, dan tidak tahu mengapa masyarakat menyebutnya mobil “ketek” apakah bunyi mesinya sedikit berisik sehingga mirip dengan suara mesin kapal/“ketek”.

Tetapi pada tahun 2004 adanya larangnan pengoerasian kendaraan ini oleh pemerintah kota Palembang yang menganggap sudah tidak layak pakai baik dari segi keamanan, kenyamanan dan beberapa aspek lainnya, dan sehingga saat ini hanya satu dua mobil ketek saja yang beroperasi dan yang lain hanya menjadi besi tua. Sekarang mobil ketek kalah bersaing dengan angkot-angkot keluaran baru yang lebih bagus, yang lebih aman dan nyaman. 

Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.

No comments:

Post a Comment