alanan dengan becak Cina ( rikshaw) dan toko pakaian di Pasar 16 Ilir Palembang Sumber Foto : Tropen Museum |
Becak cina /Rikshaw adalah kendaraan roda dua yang memiliki atap dari kain/kanvas yang mudah di lipat. Kendaraan ini di tarik manusia biasanya dari etnis cina yang memiliki kuncir rambut yang panjang. Penarik Becak pada saat itu memang seluruhnya orang Cina karena pada masa kesultanan Palembang, orang cina di anggap sebagai pendatang dan tinggalnya pun di kelompokan di rumah-rumah rakit.
Kendaraan ini dulunya banyak di dapati disekitar tahun 1920-1940an, dimana kendaraan tersebut dipakai oleh orang-orang Belanda orang-orang pribumi yang "berada" sebagai salah satu sarana transportasi pada saat itu dan, untuk Sekarang beca cina ini sudah tidak ada lagi berganti dengan jenis beca yang di dayung dari belakang dan selain itu juga kalah dengan trasnportasi yang ada saat ini dan terpenting mode angkutan ini di anggap tidak manusiawi.
Pejabat Belanda sedang naik becak Cina ( rikshaw) di Jalan Sekanak Palembang Sumber Foto : Kitlv.nl |
Penarik “rikshaw”
di Palembang jaman dulunya umumnya orang Tiong Hoa “totok” yang masih susah (pelat) berbahasa Palembang, yang oleh orang Palembang sendiri disebut “sengkek” (sin kek
= cino dusun). Adapun Ongkos menarik rikshaw dari Pasar 16 Ilir ke Pasar Lingkis ( sekarang
Pasar Cinde) adalah seringgit sen (1/40 Rupiah).
Biasanya
uang dari hasil pembayran yang diterimanya ini ditaruh dalam kotak dibawah pijakan kaki
penumpang. Para pemuda preman (pada jaman itu disebut “bujang
juaro”) yang menumpang rikshaw ini sering mengambil duit tersebut di saat rikshaw
sedang jalan tapa diketahui oleh sengkek penarik rikshaw.
Sumber Foto : Kitlv.nl |
Sumber tulisan : di rangkum dari berbagai tulisan.
Sumber Foto Lama : kitlv & Tropen Museum
Sumber Foto Lama : kitlv & Tropen Museum
No comments:
Post a Comment