Dengan nuansa tahun 80-an di kota Palembang, Bukan “lagu” baru
kalau Cek Mat saat pergi kepasar akan selalu terlihat seperti memborong
seluruh baraang yang ada dipasar, seperti yang terjadi hari ini sudah
sejak pagi ia keluar dengan berbekal handuk kecil dan kantong kresek
bermerek “Assoy” yang terselip di kantong jeans cekmat yang lumayan
lusuh, tetapi sebelum kepasar Cek Mat singgah dulu ke warung kopi Cek
da, dimana warung kopi tersebut yang terletak tidak jauh dari pasar
sekanak
“Cek, teh manis separo…….?’ Kata Cekmat sambil makan bakwan goreng
yang masih panas, tak lama kemudian datanglah teh manis separo yang di
letakan oleh Cek da.
Sambil mengaduk teh manis tersebut Cek Mat bertanya “Cek, si Ujuk sudah datang belum ?”,
“Belum Cek..”, jawab Cek da singkat.
Sambil menghirup tehnya…..” Ai Cek, alangkah manisnyo teh ini….cuba
tambah dengan air lagi ……….?”, kata Cek mat sambil menyodorkan gelas
tehnya, dan Cek da dengan sigap menambahkan lagi air di gelas cek
mat,……dan kembali cekmat mengaduk air teh manis nya yang sekarang penuh
menjadi 1 gelas..dan meminumnya kembali…”Ai, ngapo jadi teh tawar
ini…….” Serunya lagi.
“Yang bener bae cek…?’ sahut Cek da
“Iyo ….kalu kurang gulo….cubo tambai lagi, cek…” kata cek mat
dan gelas teh pun sudah berpindah tangan dan di beri 1 sendok gula oleh Cek da……
“Cek cubo tambah sesendok lagi………..” kata cek mat..
“Rugi cek kalau cak ini……….”bersungut cekda sambil menambahkan sesendok gula ke gelas teh cek mat.
“ Ini baru mantap…..cek…..pas nian rasonyo..” sambil tersenyum cek mat setelah meminum setegukan teh tersebut.
Padahal ini hanya akal-akalan dari cek mat saja di mana karena uang
nya hanya cukup untuk membayar 2 bakwan dan separoh teh tetapi karena
akal-akalannya ia bisa minum 1 cangkir penuh teh manis………dasar..cek mat “
ujung lapan lancip”.
Bersambung ke CEK MAT KE PASAR
Dodi NP "Ujung 8"
No comments:
Post a Comment