Kotak warna perak yang terdapat di pelataran masjid Agung SMB II Palembang saat ini merupakan celengan masjid dimana terdapat di dua sisi yaitu di samping kiri dan samping kanan masjid, pada awalnya warna bis surat ini orange, bis surat peninggalan Pemerintah Kolonial
Belanda, tertulis di bagias atas Brievenbus yang bearti adalah bis surat.
Dalam sejarahnya di Indonesia, pos sudah
ada sejak zaman VOC berkuasa di tahun 1602. Kemudian seiring berjalannya waktu
maka pos kemudian menyebar di Indonesia yang kantornya dimulai dari Batavia
atau Jakarta pada tahun 1746.
Penggunaan kotak ini kabarnya pertama
kali digunakan di Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1829 di Kantor Pos
Batavia. Sedangkan penggunaannya untuk umum disediakan di Semarang pada tahun
1850 dan Surabaya pada tahun 1864.
Bus surat yang ada di halaman masjid Agung SMB II ini memang cukup unik, karena merupakan peninggalan langsung. Tingginya +/- 1,5 meter dan di cor semen dengan tulisan Brievenbus di bagian
atas dan tulisan buslichting (pengangkatan bus/surat) di bagian
bawah. Sebenarnya, dibawah tulisan buslichting ada angka 1,2, dan 3
yang mengartikan jika kotak surat itu diangkat sehari tiga kali.
Masih menjadi pertanyaan mengapa bis surat ini ada di pelataran masjid Agung ini, apakah memang sengaja di pindahkan atau memang letak awalnya di sana mengingat dari dahulu jarak masjid agung SMB II dan kantor pos besar Palembang memang tidak berjahuan. sedangkan di gerbang masuk kantor pos besar Merdeka juga terdapat 2 buah seperti ini yang masih di cat dengan warna orange.
Fungsi dari bus surat ini pun juga tidak seperti dulu lagi yang menampung surat-surat yang sudah di beri prangko dan petugas pos mengangkuta dan mendistribusikan ke tujauan masing-masing.
Bus surat yang terletak di gerbang masuk Kantor pos besar Merdeka Palembang |
Saat ini fungsinya menjadi tempat celengan masjid Agung SMB II Palembang di mana disalah satu sisi terdapat tulisan arab melayu dan satu sisi terdapat tulisan latin yang tulisannya "MASUKANLAH UANG DALAM TJELENGAN UNTUK KEPERLUAN INI MASDJID". Jika di lihat dengan teliti huruf latin K di ganti dengan huruf Kaf karena memang di kota ini orang-orang dulunya lebih ahli baca arab melayu.
No comments:
Post a Comment