CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

07 July 2006

Ibuku Sayang Ibuku Malang

Ilustrasi
Yang bercampur dengan amoniak dan hitamnya limbah dari remiling.
Tetapi ibu terdiam sesaat saat fly over mulai menghujam punggung hingga ujung kepala
Tetapi saat ibu menangis
Air mata ibu bisa merendam sekip pangkal dan bendung
Dimana mereka hanya bisa membawa ember dan gayung untuk menimba
Di antara anak-anak yang tidak sekolah.
Air mata ibu sampai mengering saat tumpukan sampah rumah tangga memenuhi sungai rendang dan sungai bayas.
Ibu tetap tersenyum dan diam

Ibu berteriak dalam kebisuannya
Tidak bisa berteriak apa-apa
Saat injeksi investor asing mulai membrangus lahan dengan greder nya
Saat dimana kulit ari ibu terkoyak dan kalah dengan namanya regulasi dan birokrasi
Tetapi ibu tetap diam
Ibu tidak bisa berkata apa-apa di dalam keheningan
Saat bulu-bulu di tangan ibu di cabut paksa
dan di gantikan dengan deretan gedung-gedung yang menampar muka ibu
Ataupun saat punggung ibu di tancapkan belantara tower yang membuat ibu terdiam dalam tangisan.
Saat ASI ibu berganti menjadi limbah B3 yang mengalir di urat nadi ibu.
Ibu tetap tersenyum dan diam

Ibu mendengar dalan ketuliannya
Tidak bisa mendengar apa-apa
Penuh dengan kotoran telinga yang berasal dari knalpot kendaraan
Memecahkan gendang telinga saat speedometer bergerak cepat menuju 120
Ibu semakin sesak dan sesak sehingga mengerluarkan muntahaan sesaat saat terus bertambahnya motor di jalan raya, sedetik setelah bus kota dan angkot melakukan maneuver-manuver berbahaya di Jalan Jenderal Sudirman.
Ibu tetap tersenyum dan diam
Tetapi ibu ku tetap berdandan
Dengan umur yang terus menambah
Terlihat cantik di kala pagi merayap
Disaat plasa Benteng Kuto Besak menunjukan Senyum manisnya
Disaat Warung Legenda mulai memercikan air
Disaat Kambang iwak bangga akan free hot spot nya.
Disaat Taman kembar bertumbuh dengan naungan Amperanya
Disaat Masjid Agung berdiri dalam kebijaksanaannya seiring azan mengalun
Disaat Pasar 16 tidak bukan hanya menjadi tempat belanja
Disaat Air mancur mulai di hiasi dengan pagar putih yang kokoh
Disaat banyak tempat di muka ibu mulai di poles oleh salon-salon kecantikan yang bermerek kontraktor
Ibu tetap tersenyum dan diam

Ibu semakin tua dan cantik
Di antara kekuatan yang tersisa ibu tidak pernah meminta
Saat Penguasa melakukan operasi di atas kulit ibu yang mulus
Ibu tersenyum karena ibu tahu walau menyakitkan itu semuan untuk anak-anak pertiwi
Ibu anak mu terus mencoba dan terus mencoba untuk menghapus setitik air matamu
Walau anak mu tidak tahu akan di seka dengan apa
Mungkin nyanyian beberapa anakmu
membuat beberapa organisme yang hidup di kulitmu akan mendengar
Tetapi anak mu juga tidak berharap banyak dengan semua itu,
karena ibu sendiri tidak pernah mengeluh untk menghidupi semua anak mu
Ibu tetap tersenyum dan diam

Created by Dodi NP --- “Rintihan kota ini”
Save Our World For Future

No comments:

Post a Comment