Ornamen di salah satu sisi atap Masjid Agung SMB II Palembang |
Palembang - biasa disebut Masjid Agung Palembang oleh Masyarakat Palembang, nama lengkap masjid ini adalah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II. dibangun
pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. dulunya
masjid ini bernama masjid Sultan, sebagai bentuk penghargaan kepada
Sultan Mahmud Badaruddin I sebagai pendiri nya. Masjid Agung berada di kelurahan 19 ILIR Palembang di persimpangan Jalan Merdeka dan Jalan Jendral Sudirman tepat di Pusat Kota Palembang.
awal dibangun masjid agung ini memiliki sentuhan Arab, Jawa, China dan
Melayu. tetapi setelah di renovasi Masjid Agung lebih mengadopsi Gaya
Eropa yang beraliran Mediterania dan Timur Tengah. seni arsitektur Eropa
terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid, yang besar dan tinggi.
Sedangkan seni arsitektur China yang masih bertahan dapat dilihat di
bagian masjid utama, yang atapnya seperti kelenteng.
Pemakaian Resmi
Pemakaian Resmi
tanggal 26 Mei 1748 masjid agung resmi di pakai, dengan luas bangunan
awal seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah.
sebagaimana Masjid masjid tua pada zaman dahulu, masjid agung yang dulu
tidak memiliki menara.
Perluasan Pertama
tahun 1897, Masjid Agung mengalami perluasan untuk pertama kali nya,
wakaf dari Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin
Syech Sahab peluasan ini di pimpin oleh Pangeran Nataagama Karta mangala
Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin
Pembangunan Menara Masjid Agung
tahun 1758 - 1774 pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin, di
bangun lah menara Masjid Agung yang terletak terpisah di sebelah barat,
Bentuknya seperti pada menara kelenteng dengan atap berujung melengkung.
di bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi
bagian badan menara.
Renovasi dan Pembangunan Masjid Agung Palembang
mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Kolonial Belanda setelah
terjadinya perang besar di tahun 1819 dan 1821. kemudian dilakukan pula
perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, renovasi dan
pembangunan di tahun 1970-an yang di lakukan oleh Pertamina, meliputi
pembangunan menara sehingga mencapai bentuk yang sekarang. Menara asli
dengan atapnya yang bergaya Cina tetap di pertahankan.
Perluasan Masjid Agung
Perluasan kedua kali dilakukan pada tahun 1930. dan di tahun 1952
dilakukan lagi perluasan oleh pihak Yayasan Masjid Agung. kemudian tahun
1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga luas mesjid menjadi
5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750 jemaah.
Pemugaran Besar Besaran
Tahun 1999 dilakukan pemugaran besar-besaran oleh Mantan Gubernur Sumatera Selatan Haji Rosihan Arsyad,
orisinalitas arsitektur masjid Agung kembali ditonjolkan.kondisi
lingkungan dan bangunan masjid tampak lebih di permegah.sedangkan
bangunan-bangunan yang menghalangi pandangan mata kearah Masjid Agung
pun dibongkar.
No comments:
Post a Comment