CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

09 January 2010

Halte Bus Trans Musi

Halte di kawasan KM 8
PALEMBANG, KOMPAS - Rencana Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengoperasikan 25 bus transmusi mulai 10 Februari 2010 dinilai belum layak. Alasannya, masih banyak sarana dan prasarana pendukung dalam kondisi rusak dan harus segera diperbaiki.

Sejumlah warga Kota Palembang, Selasa (26/1), menyayangkan kondisi halte bus yang rusak dan jalan aspal yang mengelupas. Kerusakan tersebut diyakini dapat mengurangi kenyamanan penumpang bus transmusi. Kendati demikian, mereka tetap menyambut baik kehadiran transmusi.

”Di sekitar Kampus Universitas Sriwijaya, misalnya, banyak halte yang berdiri di tepi jalan yang aspalnya rusak. Jangankan bus, motor saja berguncang-guncang kalau melewati jalan itu,” ujar Hamidi, warga Ilir Barat I.

Halte di depan RS Ernaldi Bahar
Selain itu, hampir semua halte bus transmusi masih sepi dan terkesan belum siap digunakan. Halte yang berukuran rata-rata 1,5 meter x 3 meter itu hanya sekadar dipasangi besi untuk antre di dalam ruangan. Belum ada ruang penjualan tiket, kursi tunggu bagi penumpang, dan rambu atau petunjuk tertentu.

Padahal, halte yang didanai APBD Kota Palembang senilai Rp 56 juta per unit ini sudah rampung dibangun sejak Desember 2009. Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Edi Nursalam mengatakan, terdapat 56 halte milik pemerintah daerah dan tambahan 18 halte lain yang dibangun pihak swasta.

Perlu ditunda

Manajer Pengembangan Sumber Daya Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan Hadi Jatmiko meminta Pemkot Palembang menunda pengoperasian bus transmusi karena belum memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Walhi mengkhawatirkan transmusi justru akan memicu kemunculan titik-titik kemacetan baru, khususnya yang berada dekat pasar atau sekolah, sehingga menimbulkan dampak pencemaran udara.

”Jangan sampai transmusi yang bertujuan mengatasi kemacetan dan polusi Kota Palembang justru malah memperparah kondisi tersebut,” kata Hadi.

Walau menuai keberatan, Dinas Perhubungan Kota Palembang tetap bersikukuh akan mengoperasikan transmusi pada 10 Februari. Keputusan ini diambil karena pemerintah pusat akan menyerahkan 15 bantuan bus kepada Pemkot Palembang pada 28 Januari di Jakarta. Selain itu, pemkot juga sudah telanjur membeli 10 bus tambahan.

”Bus-bus itu sekarang ada di Semarang, Jawa Tengah, dan siap untuk dikirim ke Palembang. Jadi, sayang kalau tidak dijalankan. Lagi pula, launching transmusi sudah dua kali tertunda sejak Desember 2009,” ujar Edi.

Bus transmusi yang akan beroperasi memiliki daya tampung 42 penumpang, yakni 22 duduk dan 20 berdiri. Bus akan melayani dua rute, yakni koridor I (Terminal Alang-alang Lebar- Ampera) dan koridor II (Terminal Sako-Palembang Indah Mal). Harga karcis Rp 3.000 per penumpang. (YOP)

Sumber tulisan : Kompas.com

No comments:

Post a Comment