Halte di kawasan KM 8 |
PALEMBANG, KOMPAS - Rencana
Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengoperasikan 25 bus transmusi
mulai 10 Februari 2010 dinilai belum layak. Alasannya, masih banyak sarana dan
prasarana pendukung dalam kondisi rusak dan harus segera diperbaiki.
Sejumlah warga Kota Palembang,
Selasa (26/1), menyayangkan kondisi halte bus yang rusak dan jalan aspal yang
mengelupas. Kerusakan tersebut diyakini dapat mengurangi kenyamanan penumpang
bus transmusi. Kendati demikian, mereka tetap menyambut baik kehadiran
transmusi.
”Di sekitar Kampus Universitas
Sriwijaya, misalnya, banyak halte yang berdiri di tepi jalan yang aspalnya
rusak. Jangankan bus, motor saja berguncang-guncang kalau melewati jalan itu,”
ujar Hamidi, warga Ilir Barat I.
Halte di depan RS Ernaldi Bahar |
Selain itu, hampir semua halte
bus transmusi masih sepi dan terkesan belum siap digunakan. Halte yang
berukuran rata-rata 1,5 meter x 3 meter itu hanya sekadar dipasangi besi untuk
antre di dalam ruangan. Belum ada ruang penjualan tiket, kursi tunggu bagi
penumpang, dan rambu atau petunjuk tertentu.
Padahal, halte yang didanai APBD
Kota Palembang senilai Rp 56 juta per unit ini sudah rampung dibangun sejak
Desember 2009. Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Edi Nursalam mengatakan,
terdapat 56 halte milik pemerintah daerah dan tambahan 18 halte lain yang
dibangun pihak swasta.
Perlu ditunda
Manajer Pengembangan Sumber Daya
Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan Hadi Jatmiko
meminta Pemkot Palembang menunda pengoperasian bus transmusi karena belum
memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
Walhi mengkhawatirkan transmusi
justru akan memicu kemunculan titik-titik kemacetan baru, khususnya yang berada
dekat pasar atau sekolah, sehingga menimbulkan dampak pencemaran udara.
”Jangan sampai transmusi yang
bertujuan mengatasi kemacetan dan polusi Kota Palembang justru malah
memperparah kondisi tersebut,” kata Hadi.
Walau menuai keberatan, Dinas
Perhubungan Kota Palembang tetap bersikukuh akan mengoperasikan transmusi pada
10 Februari. Keputusan ini diambil karena pemerintah pusat akan menyerahkan 15
bantuan bus kepada Pemkot Palembang pada 28 Januari di Jakarta. Selain itu,
pemkot juga sudah telanjur membeli 10 bus tambahan.
”Bus-bus itu sekarang ada di
Semarang, Jawa Tengah, dan siap untuk dikirim ke Palembang. Jadi, sayang kalau
tidak dijalankan. Lagi pula, launching transmusi sudah dua kali tertunda sejak
Desember 2009,” ujar Edi.
Bus transmusi yang akan beroperasi
memiliki daya tampung 42 penumpang, yakni 22 duduk dan 20 berdiri. Bus akan
melayani dua rute, yakni koridor I (Terminal Alang-alang Lebar- Ampera) dan
koridor II (Terminal Sako-Palembang Indah Mal). Harga karcis Rp 3.000 per
penumpang. (YOP)
Sumber tulisan : Kompas.com
No comments:
Post a Comment