CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

23 February 2017

Mohammad Isa

Foto 4: Dr. Moh. Isa, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumber: Pesat, Mingguan Politik Populer; Suara Rakjat Merdeka, No. 11, Th. X, 13 Maret 1954: 17)
Drg. M. Isa

Mohammad Isa (lahir di Binjai, Sumatera Utara, 4 Juni 1909 – meninggal 7 November 1979 pada umur 70 tahun) adalah seorang profesional, akademisi dan politisi Indonesia.


Sepanjang kariernya, Mohammad Isa pernah menduduki berbagai jabatan, diantaranya Gubernur Sumatera Selatan, anggota DPR Gotong Royong serta MPRS RI, Rektor Universitas Sriwijaya dan lain-lain.

M. Isa berasal dari Minangkabau, dengan latar belakang pendidikan cukup baik. Selesai dari HIS, ia melanjutkan pendidikannya ke MULO, kemudian AMS. Setelah itu ia menamatkan pendidikannya di STOVIT hingga mendapatkan gelar Drg (dokter gigi).

Pada tahun 1936, M. Isa memulai kariernya sebagai Asisten Dosen di Sekolah Dokter Gigi STOVIT. Dua tahun kemudian jabatan itu ditinggalkannya dan ia memutuskan untuk membuka praktik sendiri di Palembang.

Pada tahun 1945 ia menjadi Wakil Kepala Jawatan Kemakmuran, kemudian menjabat Pemimpin Umum Perusahaan Minyak Republik Indonesia (PERMIRI), yang pertama menguasai dan mengekploitir semua kilang dari BPM dan STANVAC yang berada di Keresidenan Palembang. Kemudian pada tahun 1945, ia diangkat sebagai Anggota Ketua Komisaris Nasional Indonesia Daerah Keresidenan Palembang.

Berkat prestasinya yang menonjol, pada tahun 1946 M. Isa diangkat sebagai Residen Palembang, yang kemudian merangkap sebagai Gubernur Muda Provinsi Sumatera Selatan. Pada bulan Mei 1948, ia diangkat sebagai Gubernur Provinsi Sumatera Selatan menggantikan A.K. Gani. Setahun kemudian, pada bulan Mei 1949, ia menjabat sebagai Komisaris Negara untuk Daerah Militer Sumatera Selatan. Sesudah Perjanjian Roem-Roijen, Pemerintah Pusat mengangkatnya sebagai Anggota Local Joint Committee, kemudian ditunjuk sebagai Penasehat Ahli dan delegasi RI di KMB.

Pada bulan Januari 1950, ia kembali menduduki jabatan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan. Dua bulan kemudian, ia kembali menduduki jabatan rangkap sebagai Komisaris RIS untuk Negara Sumatera Selatan dan daerah Bangka-Belitung dengan tugas mengambil alih kekuasaan Wali Negara Sumatera Selatan. Tetapi pada bulan Nopember 1954, atas permintaan sendiri ia melepaskan jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Selatan.

Pada bulan September 1955, ia menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur NV Karet Sumsel. Dan bulan Maret 1956 ia diangkat sebagai anggota DPR-RI. Bulan Juni 1960, ia terpilih sebagai Anggota DPR Gotong Royong dan MPRS-RI. Kemudian bulan Oktober 1960 ia menjadi Rektor Universitas Sriwijaya.

Referensi
^ Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil; Kronik Revolusi Indonesia, KPG, 2003


No comments:

Post a Comment