BLT yang mulai di bayarkan pada hari Sabtu 24 Mei 2008 di kantor pos Besar Jl. Merdeka dan beberapa kantor pos pembantu lainnya. |
PALEMBANG, KOMPAS.com- Bantuan langsung tunai atau
yang sekarang disebut bantuan langsung sementara masyarakat hanyalah
sekedar penenang sementara saat kenaikan harga BBM terjadi. Beban
karena kenaikan harga dan biaya hidup tetap harus ditanggung masyarakat
seterusnya.
Demikian dikatakan Ketua 1 Muslimah Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) Sumatera Selatan (Sumsel) Qisthy Yetti Handayani yang
dalam unjukrasa ibu-ibu rumah tangga HTI Sumsel menentang kenaikan
harga BBM bersubsidi di halaman gedung DPRD Sumsel di Palembang.
"Bantuan-bantuan pemerintah model BLT
atau beras untuk masyarakat miskin itu penenang saja sifatnya, bukan
penyelesaian. Beban berat masih harus ditanggung rakyat," katanya.
Menurut
Qisthy, kenaikan BBM bersubsidi yang disebutkan akan berlangsung April
mengatang merupakan bentuk kebohongan dan kekejaman penguasa.
Penyelesaian sesungguhnya adalah mewujudkan kedaualatan energi di
Indonesia dengan mengelola dan memanfaatkan sendiri sumber-sumber
energi. Dengan demikian, BBM tetap murah.
"Selama ini pemerintah
terlalu menghamba pada asing sehingga harga BBM pun sangat tergantung
dari kemauan asing," ujarnya.
Sumber tulisan : regional.kompas.com
No comments:
Post a Comment