CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

10 May 2008

Komplek Assegaf


Lokasi : Kawasan 16 Ulu

Kompleks perumahan yang saat ini masuk dalam wilayah Kelurahan 16 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II ini merupakan salah satu perkampungan Arab yang tumbuh dan berkembang di kawasan Seberang Ulu pada akhir abad ke-19 menjelang awal abad ke-20. Pendirinya adalah Habib Alwi Al Habsyi.

Gerbang masuk komplek Aseggaf
Tokoh ini semula adalah keturunan keluarga di Kampung Arab 14 Ulu (sekarang masuk dalam wilayah Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II). Kampung ini, bersama Kampung 12 Ulu dan 13 Ulu, semula menjadi kediaman bangsa Arab dari Hadramaut yang datang ke Palembang dan menetap. Pemukim Arab pertama di Kampung Arab 14 Ulu adalah Abdullah bin Ahmad Al Habsyi.

Salah seorang dari komunitas ini, Habib Alwi Al Assegaff, kemudian menikah dengan salah seorang putri Habib Abdurrahman Al Munawar, pemukim Arab pertama di Kampung Arab Al Munawar. Setelah pernikahan, Habib Alwi pindah ke kawasan 16 Ulu dan mulai membangun rumah di kawasan itu, tepat di tepi Sungai Musi. Perkampungan ini kian berkembang apalagi pada tahun 1929 didirikan pabrik es.

Perumahaan di dalam komplek
Pabrik kedua letaknya berdampingandibangun pada tahun 1932. Selanjutnya, pabrik es yang hingga kini balok esnya dimanfaatkan oleh para pedagang ikan yang membeli ikan di kawasan Sungsang, Bangka, dan Belitung itu makin berkembang dengan penambahan pabrik baru pada tahun 1974. Di kawasan ini, juga terdapat sebuah masjid yang terletak di tepian sungai.

Diyakini, masjid itu didirikan hampir bersamaan dengan perkembangan awal perkampungan. Namun, bentuknya saat ini sudah berubah. Hal ini disebabkan musibah yang terjadi sekitar tahun 1969. Kala itu, sebuah kapal laut, yang disebut-sebut sebagai milik Rusia, menabrak masjid yang sebagian badannya (disanggah tiang) berada di Sungai Musi ini.


Pabrik Es
Baru beberapa tahun kemudian, masjdi itu direhabilitasi dengan bentuk dan bahan yang lebih permanen. Hampir serupa dengan Kompleks Pertamina, kawasan tepian sungai di kompleks ini juga didam dengan beton. Sehingga, kondisi kompleks, yang letak perumahannya teratur jarak dari tepian sungai dipisah oleh jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat itu tampak sedap dipandang



No comments:

Post a Comment