Kampung Tua Arab
Taufik Wijaya - Detik Ramadhan
Palembang -Kampung Arab Al-Munawar
yang terletak di kawasan 13 Ulu, Palembang, ini memiliki kekhasan seperti
halnya perkampungan tua di tepian sungai. Kampung Al Munawar terletak di tepian
Sungai Musi dan Sungai Ketemenggungan.
Di kompleks ini, terdapat paling kurang
delapan rumah yang usianya diperkirakan lebih dari satu abad. Salah satunya,
rumah pemukim Arab pertama di Kampung 13 Ulu, Habib Abdurrahman Al Munawar.
Inilah kampung Kapten Arab di Palembang.
Kampung ini bersamaan dengan kampung
Kapiten China di 7 Ulu, dan Kapten India di Kertapati, Palembang. Keseluruhan
rumah yang ada di Kampung ini berkonstruksi panggung.
Sebagian, tetap berbentuk panggung,
menggunakan bahan kayu unglen atau sebagian kayu unglen, atau juga sebagian
batu. Sebagian lagi, menggunakan bahan batu secara keseluruhan.
Sebagian dari rumah itu berarsitektur
limas, seperti rumah Habib Abdurrahman. Dan sebagian lagi telah mendapat
sentuhan Timur Tengah dan Eropa. Ini juga terlihat dari bentuk tangga, baik tangga
di luar rumah maupun di dalam. Tangga ini dibuat sedemikian rupa.
Ada rumah yang tangganya berukir biasa,
menyerupai bentuk kotak dengan ‘sayatan’ pada empat sisi di atasnya. Ada pula
tangga yang puncak pegangan tangganya diukir sedemikian
rupa. Sehingga, bentuknya sekilas menyerupai limas, sekilas dapat menyerupai bentuk puncak menara masjid bergaya Turki.
rupa. Sehingga, bentuknya sekilas menyerupai limas, sekilas dapat menyerupai bentuk puncak menara masjid bergaya Turki.
Demikian pula dengan bentuk terali pembentuk pagar di rumah berlantai dua. Jika diamati, besi serupa ini juga terdapat sebagai penyanggah atap. Tampaknya merupakan besi cetakan.
Aksesori yang tampak antik dan anggun
adalah engsel jendelanya. Bentuk engsel berbahan kuningan ini menyerupai burung
elang ketika jendela dalam posisi tertutup. Sebagian rumah tua di kampung itu
bahkan telah menggunakan batu marmer sebagai lantai. Bahkan, marmer ini tidak
hanya dipasang di lantai rumah berukuran sekitar 20 x 30 meter itu saja. Marmer
ini konon didatangkan dari Italia. Berbentuk bujur sangkar 50 x 50 cm itu
dipasang hingga ke teras.
Di kampung ini, juga terdapat rumah
Kapten Arab. Seperti halnya etnis China dan India, pada tahun 1825 pemerintah
kolonial Hindia Belanda di Palembang melakukan pendekatan. Dari tiap suku
bangsa itu, diangkatlah pemimpin kaum dengan pangkat Kapten.
Tidak jelas siapa Kapten Arab pertama.
Yang jelas, Kapten terakhir wafat tahun 1970 yang bernama Ahmad Al Munawar.
Sapaan keseharian tokoh ini adalah Ayip Kecik. (tw/nwk)
No comments:
Post a Comment