Kantor Ledeng 1947 - 1950 Foto : Palmboom. Divisen. NL |
Pembangunan
Menara Air, yaitu instalasi pengolahan air bersih pada masa Walikota
Palembang dijabat Ir. R.C.A.F.J. Le Cocq d Armandville dapat dikatakan
sungguh luar biasa. Pasalnya, saat itu keuangan Haminte (Gemeente) Palembang sedang dalam kondisi yang sangat buruk. Ketika tercetus ide untuk membangun Menara Air, akhirnya dikenal sebagai Kantor Ledeng.
Proses Pembangunan Watertoren 1928-1931 Foto : Google |
pada
tahun 1928, utang Haminta Palembang sudah menumpuk. Untuk pajak jalan
dan jembatan saja, mencapai 3,5 ton emas, Ini belum lagi keterpurukan
akibat parahnya sistem administrasi. Setahun kemudian, 1929, setelah
pembuatan master plan kotyaoleh Ir. Th. Karsten, dibangunlah sarana air
bersih. Selain bangunan berupa menara saat ini, Bangunan yang dibangun pada tahun 1928 selesai di bangun pada 1931 ini didirikan dengan gaya de stijl, yaitu memiliki bentuk dasar kotak dengan atap datar. dengan menghabiskan biasa +/- 1 ton emas
pendidtribusiannya
dikenal sebagai sistem gravitasi setinggi 35 meter dan luas bangunan
250 meter persegi. Bak tampungnya berkapasitas 1.200 meter kubik merupakan cara yang efektif pada saat itu untuk pendistribusian air sampai ke daerah klonial dan daerah pasar 16 ilir, segaran dan sekitranya
Watertoren 1935 Tepat di depan Sungai kapuran Foto : Kitlv.nl |
Arsitek
yang menangani pembangunan gedung juga dimanfaatkan sebagai Kantor
Haminte dan Dewan Kota ini adalah Ir. S. Snuijf. Dipilihlah lokasi
gedung di tepi Sungai Kapuran dan Sungai Sekanak. Sehingga pada masa
itu, posisi Kantor Ledeng tepat di tepian air. Namun kemudian, seiring
dengan pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Sekanak, Sungai
Kapuran pun ditimbun. Akibatnya dapat diduga. Jalan yang melintas di
depan Kantor Ledeng itu pun mengalami banjir saat musim hujan disertai
pasang naik Sungai Musi. Ini terlihat pada sebuah foto yang berangka
tahun 1930-an.
Kantor Ledeng 1950 Foto : Tropenmuseum |
Pada saat Kemerdekaan RI diproklamasikan, 17 Agustus 1945, Kantor Ledeng menjadi saksi heroisme pemuda di Palembang.
Para pejuang yang terdiri atas bekas opsir Gyu Gun, yaitu Hasan Kasim,
M. Arief, Dany Effendy, Raden Abdullah (Cek Syeh), Rivai, dan mantan
opsir Gyu Gun lainnya, bekerja sama dengan kelompok pemuda yang dipimpin
Mailan beserta pembantunya, Abihasan Said dan Bujang Yacob. Mereka
mengibarkan bendera kebangsaan di empat sisi atas Kantor Ledeng.
yang
difungsikan sebagai penampungan air bersih dengan kapasitas 1200
m3.Tanggal 21 Agustus 1963 Perusahaan Water Ledeng dipindahkan menjadi
salah satu tehnik air bersih di Dinas Pekerjaan Umum Kota Praja
Palembang. Sejak Saat itu (1963) Kantor Menara Air berubah menjadi
Kantor Pusat Pemerintahan Kota Praja Palembang yang sekarang disebut
Kantor Walikota. Sumber tulisan : palembang.go.id
kantor ledeng saat ini yang beralih fungsi menjadi Kantor Walikota Palembang (2008) |
No comments:
Post a Comment