CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

18 May 2019

Banyu Ledeng Palembang

Pengerjaan Pengolahan Air Minum 1925 Foto : Troppen Museum
Kantor Pelayanan PDAM 3 Ilir saat ini yang lebih di kenal
dengan nama penyaringan 
Perusahaan Air Bersih Kota Palembang di dirikan pada tahun 1929 oleh pemerintah Kolonial Belanda yang berlokasi di 3 ilir Palembang dengan nama Palembang Water Leading. Pendirian instalasi I selesai pada tahun 1933, setelah Indonesia merdeka perusahaan diambil alih oleh kota madya Palembang Seksi Teknik Air Bersih Dinas Pekerjaan Umum kota madya Palembang. Berdasarkan surat keputusan Walikota Madya Palembang pada tanggal 21 Agustus 1963 perusahaan Air Bersih tersebut menjadi perusahaan Air Bersih yang melaksanakan produksi dan administrasi. Pada tahun 1976 statusnya berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi berdasarkan Perda Kota madya Daerah Tingkat II Palembang Nomor: 1/Perda/Huk/1976 tanggal 3 April 1976 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan Nomor: 20/KPTS/IV/1976 tanggal 11 Juni 1976. (Sumber : tirtamusi.com)

Tidak berbeda dengan pembangunan menara air yang ada di pusat kota atau yang lebih di kenal dengan nama wattertoren/ kantor leideng, Bangunan Kantor Ledeng sendiri memiliki beberapa tingkatan dimana tingkat pertama sejak jaman Belanda telah digunakan sebagai pusat pemerintahan Gemeente Palembang dan tingkat paling atas digunakan sebagai tempat penampungan air bersih atau ledeng untuk semua warga yang tinggal di Palembang saat itu terutama warga Belanda yang tinggal di sekitar Jalan Tasik saat ini dan Dempo yang lokasinya memang tak jauh dari menara Kantor Ledeng.

Secara spesifik Menara Air (Kantor Ledeng) memiliki tinggi 35 m dengan kapasitas air yang bisa ditampung mencapai 1.200 (kubik) dan luas menara yang terletak di jalan Merdeka ini adalah 250. Dengan mengandalkan gravitasi pendistribusian air bersih bisa menjangkau permukiman kolonial saat itu.

Perlahan, istilah waterleiding yang masih dipakai pada zaman Sukarnoc-pun berganti sebagai PAM (singkatan dari Perusahaan Air Minum). Namun, istilah "air ledeng" masih ada dan bersanding dengan PAM. Orang-orang di Palembang sendiri menyebutnya sebagai banyu ledeng (air ledeng).

Bak Pengolahan Air Minum 1925 Foto : Troppen Museum

No comments:

Post a Comment