Potret kelompok pegawai di depan Gedung majalah Berita Palembangsch dan Toko Buku Ebeling, Palembang 1936 Foto : Troppen Museum |
Setelah sebelumnya di bahas masalah percetakan meroe yang merupakan usaha salah satu percetakan yang ada di Palembang yang di dirikan oleh Kiagus Mohammad Adjir di era tahun 1920-an yang juga berupakan direktur Perusahaan Bumi Putra yang menerbitkan koran Pertja Selatan.
Pada masa selanjutnya percetakan berkembang pesat di Palembang Usaha percetakan tumbuh subur yang dijalankan baik oleh orang Melayu maupun para peranakan Arab seperti toko percetakan sayid Ali Al-masawa di kawasan pertokoan pasar 16 yang juga merupakan percetakan yang cukup di kenal pada masa itu.
Pada tahun 1920-an juga, warga Belanda ikut mendirikan percetakan dan penerbitan di Palembang. Percetakan itu bernama KA Ebeling dan berkantor di jalan tengkuruk, jalan yang kini bernama jalan Sudirman, di mana pada saat itu banyak dari bumi putra yang menjadi pengarang dan novel, sehingga novel tersebut menjadi "Booming" pada saat itu walapun akhirnya di larang oleh pemerintah kolonial Belanda karena tulisannya di anggap sebagai pencetus pergerakan di masyarakat.
Di rangkum dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment