Gerbang Kelenteng Chandra Nadi 10 Ulu Palembang (2008) |
Sejarah
Imlek di Indonesia – Asal Usul Imlek Tionghoa.
Setiap tahunnya, perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal yang
berbeda-beda, yaitu antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Di hari
itulah adalah satu hari bersejarah atau perayaan terpenting oleh orang
Tionghoa.
Dalam
kalender Tionghoa, titik balik mentari musim dingin harus terjadi di bulan 11,
yang berarti Tahun Baru Imlek biasanya jatuh pada bulan baru kedua setelah
titik balik mentari musim dingin (dan kadang yang ketiga jika pada tahun itu
ada bulan kabisat).
Dalam
perayaan tahun baru imlek Tionghoa, ternyata ada beberapa kesemaan antara budaya imlek dengan islam.
Salah satunya yaitu warna merah. Budaya imlek sangat identik dengan AngPao
(Ang = Merah, Pao = Amplop/bungkusan). Dengan kata lain, di dalam perayaan
tahun baru imlek tentu banyak didominasi oleh warna merah atau amplop merah
(AngPao), dimana warna merah ternyata merupakan salah satu warna kebanggaan
Rosulullah SAW. Untuk selengkapnya, silakan Anda bisa baca pada artikel “Kesemaan Budaya Imlek dengan Islam“.
OK.
kembali ke inti permasalahan yaitu sejarah tahun baru imlek. Di
Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru
Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti
perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api.
Dan
berikut adalah sejarah dan mitos tahun baru imlek seperti yang dilansir
wikipedia indonesia.
Sejarah : Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.
Mitos : Menurut legenda, dahulu kala, Nián adalah seekor raksasa
pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah
laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan
bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh
makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. DIpercaya bahwa melakukan hal
itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan
menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk
melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil
yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian
takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para
penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan
pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat
pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián
yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.
Sejak
saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya
ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi
kendaraan Honjun Laozu.
Sejarah
Tahun Baru Imlek di Indonesia :
Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang
dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim
Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang
berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat
keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun
baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres
Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang
meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang
merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu
hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.
Sumber
Tulisan :http://id.wikipedia.org/
No comments:
Post a Comment