Pasar 16 ilir yang bekerjasama dengan XL sehingga membuat pasar kebanggaan wong kito ini berwarna- wa |
Sempat tarik ulur, akhirnya pengelolaan pasar 16 Ilir diserahkan kepada
Perusahaan Daerah (PD) Pasar, Palembang Jaya. itu setelah pemerintah kota
(pemkot) ini memutus kontrak pengelolaannya dari PT Prabu Makmur. Pemutusan
kontrak sendriri tertuang dalam surat keputusan (SK) Wali Kota Palembang nomor
119 tahun 2011 tentang Pemutusan Perjanjian kerja sama kontrak bagi tempat
usaha dalam rangka pembangunan Pasar 16 Ilir.
Artinya, terhitung SK
tersebut ditandatangani pada 31 Januari 2011, maka kontrak Prabu Makmur resmi
diputus. "Jadi pasar 16 Ilir dikoelola oleh Pemkot dan diserahkan ke kita
(PD Pasar, red),"
ujar Kepala PD Pasar
Palembang Jaya, Syaifuddin Azhar kemarin.
Menurut Syaifuddin, dengan diambil alihnya pengelolaan Pasar 16 Ilir, pihaknya dapat total berupaya memperbaiki pasar kebanggaan wong kito tersebut.
Menurut Syaifuddin, dengan diambil alihnya pengelolaan Pasar 16 Ilir, pihaknya dapat total berupaya memperbaiki pasar kebanggaan wong kito tersebut.
Dikatakan, pembangunan
dan perbaikan psar 16 Ilir tetap melibatkan pihak ketiga. Khusus lantai 4-5
yang rencananya menjadi hotel atau restoran, tambah dia, akan ditawarkan kepda
investor yang berminat. Tapi itu tergantung dari keinginan investor.
"Tentu investor
mempunyai naluri lebih tajam mau dibuat apa biar ramai pengunjung dan dapat
keuntungan." Hanya, kata pria bertubuh tinggi itu, menunjang usaha yang
dilakukan, hendaknya investor ikut melengkapi sarana prasarana penunjang Pasar
16 Ilir seperti lift atau eskalator. Jika tidak, khawatir usaha tersebut kurang
ramai dikunjungi warga.
Lanjut, Sayifuddin, tahap awal pengelolaan pasar 16 Ilir, pihaknya fokus pada perbaikan fisik yang tampak dari luar. Apa saja? Pertama yaitu perbaikan lampu merk pasar 16 Ilir. Saat ini, merk yang berada di atas bangunan tersebut kondisinya sangat memprihatinkan, selain ada yang copot, sebagian lampunya tidak lagi menyala.
"Jadi nanti merknya akan kita hidupkan lagi," cetusnya. Untuk perbaikan merk pasar 16 Ilir tadi, PD Pasar menggandeng pihak ketiga yang berminat. "Sudah kita tawarkan, dan kebetulan ada pihak XL yang bersedia, sekarang mereka sudah mengecek ke lokasi," ungkapnya.
Tak hanya itu, kata Syaifuddin, XL juga berencana untuk membantu pengecatan dinding bagian luar bangunan. Nah, sebagai kompensasi atas hal tersebut, maka pihak ketiga akan dibebaskan dari retribusi pemasangan iklan di gedung Pasar 16 Ilir selama setahun.
Dikatakan, pihak XL
diperbolehkan untuk menempelkan atau mengecet dinding bangunan dengan iklannya.
"Asalkan bersih, bagus dan rapi silahkan saja," terangnya. Memastikan
hal tersebut, berjalan sesuai yang diinginkan, pengerjaan nanti tetap akan
diawasi oleh PD Pasar.
Masih menurut Sayfuddin, pihaknya secara bertahap membersihkan kondisi dalam ruangan sehingga tidak terlihat semrawut seperti sekarang. Masalah banjir di basement bangunan yang kerap terjadi saat hujan deras turun, juga akan menjadi perhatian.
Jika selama ini, untuk mengatasi banjir digunakan pompa air yang menimbulkan suar bising ketika dioperasikan. Ke depan akan dicarikan solusi lebih tepat dan tidak menimbulkan polusi suar dan udara.
Lebih lanjut, katanya, putusnya kontrak dengan PTPM maka pasar 16 Ilir 100 persen dikelola oleh PD Pasar. Uang sewa dan kredit ruko dan toko di pasar yang berdiri di tepian Sungai Musi tersebut disetorkan ke PD Pasar. "Nanti kalau mereka (pedagang, red) membayar, akan mendapatkan surat izin penempatan petak dari kita," tukasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Palembang, Husni Thamrin menegaskan hal yang sama. "Saat ini Pasar 16 Ilir sudah dikelola oleh PD Pasar," ujarnya. Ditegaskan dalam SK Walikota, berarti seluruh pengelolaan pasar tadi dilakukan oleh PD Pasar. "Kalau kita (Pemkot, red) hanya mendukung melalui apa yang perlu dilaksanakan. Nah, operatornya ya PD Pasar," tukas Husni.
Sebelumnya, Walikota Palembang Eddy Santana Putra menegaskan jika pemkot secepatnya mengeksekusi pengelolaan pasar 16 Ilir dari PT Prabu Makmur. Hanya saja, terlebih dahulu pemkot masih perlu membahas mengenai mekanisme pengambilalihan pasar yang berdiri di tepian Sungai Musi tersebut.
"Memang kita harus tegas," ujar Wako Eddy. Apalagi, katanya, hingga saat ini pemkot sudah beberapa kali melayangkan panggilan kepada perusahaan yang dimiliki oleh Feri Sulistio alias Alai tersebut.
"Yah, sampai sekarang kan tidak juga nongol," terang Eddy. Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk segera menarik pengelolaan pasar 16 Ilir dari PT Prabu Makmur, meskipun kontrak pengelolaannya baru akan berakhir pada 2016 mendatang. (mg13)
No comments:
Post a Comment