CANTUMKAN SUMBERNYA JIKA MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU ARTIKEL DARI BLOG INI - HORMATI HAK CIPTA ORANG LAIN.

10 November 2016

Syekh Haji Zen Ulama Sufi Yang Syahid Dalam Perang Palembang 1819

“Perjuangan melawan penjajah memang sulit, namun perjuangan menghadapi dirimu sendiri adalah lebih sulit.”
“Darahmu tumpah di Tanah Pusaka, jiwamu mengawal tegaknya Indonesia, Engkau pahlawanku, engkau kusuma negaraku!”
Selamat Hari Pahlawan 2016 !”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sejarah mencatat, banyak sekali peperangan rakyat Indonesia menghadapi kolonial Belanda, seperti perang Makasar (1668-1669), Perang Palembang (1819-1821), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh (1873-1914), dll. Perang Palembang adalah salahsatu pertempuran yg paling dahsyat kala itu.

Syekh Haji Zen adalah diantara sekian banyak tokoh pejuang yg gagah berani & heroik dlm berjihad melawan penjajah Belanda. Nama lengkapnya ialah Kiagus Haji Muhammad Zen bin Kgs. Syamsuddin bin Tuan Faqih Jalaluddin, jika dirunut silsilah nasabnya bersambung kpd Maulana Jamaluddin al-Akbar al-Husin & seterusnya sampai ke Rasul Saw. Beliau lahir di Palembang sekitar th 1760, anak ke 2 dari 3 bersaudara. Selain mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya sendiri, ia juga berguru kpd para ulama besar Palembang waktu itu, diantaranya yg paling berkesan adalah Syekh Abdus Somad al-Palembani. Kpd gurunya ini ia belajar tasawuf, mengambil ijazah Tarekat Sammaniyah dan sekaligus menjadi khalifahnya. Hubungan guru & murid ini semakin erat manakala ia dinikahkan dg putri gurunya yg bernama Rukiah bt Abdus Somad. 

Sekembalinya dari tanah suci, ia bermukim di lingkungan Masjid Agung & keraton. Sultan Mahmud Badaruddin mengangkatnya menjadi komandan pasukan jihad fi sabilillah. Pd tgl 18 Sya'ban 1234H atau 12 Juli 1819, hari Sabtu, terjadilah perang pertama antara Kesultanan Palembang dg Belanda. Pertempuran ini dikenal dg "Perang Palembang" atau Perang Menteng. Disaat itulah dg perlawanan yg gigih serta semangat bela negara & agama, Haji Zen gugur. Kisah heroik perjuangan para mujahidin ini dilukiskan & tercatat dlm manuskrip2, termasuk dlm untaian Syair Perang Menteng (260 bait). 

Kala itu, SMB mengumpulkan seluruh menteri2, priyai, pangeran, para haji & rakyat. Sultan menitahkan kpd Syekh Haji Zen utk melaksanakan pembacaan zikir Ratib Samman bersama pasukannya para haji2 di Pengadapan Jabo didepan Keraton Kuto Besak berzikir dg suara yg kuat & lantang menggema ke angkasa. Pasukan musuh yg mendengar gemuruh suara zikir menjadi kaget, & mengutus seorang opsir dan serdadunya memeriksa ke balai pengadapan tsb utk mengetahui bunyi gemuruh suara apakah gerangan. Namun mereka dihalau dan dikejar oleh Syekh Haji Zen dkk dg senjata terhunus. Yg dikejar berteriak minta tolong. Dg insiden ini pertempuran tak terelakkan lg, maka berkobarlah peperang melawan Belanda secara terbuka, dan dimenangkan secara gemilang oleh pihak Palembang. 

Dalam manuskrip Palembang peristiwa heroik ini direkam sbb: 

"Adapun segala haji2 pd masa itu semuanya kumpul diluar kuto duduk di Pemarakan Luar semuanya dg senjata lengkap. Maka haji2 itu semuanya pd berzikir & beratib Samman terlalu ramainya. Maka keluarlah satu opsir Belanda dg satu serdadu dari Kuto Lamo itu pergi di pemarakan luar memeriksa orang2 yg ramai itu. Setelah datang di tepi pemarakan itu, maka berangkatlah segala haji2 itu semuanya menghunus senjatanya. Kepalanya ialah Haji Zen, dan Haji Lanang, dan Kemas Said anak Kemas Haji Ahmad... " 

Dari keberanian dan sikap heroiknya, Syekh Haji Zen pantas memperoleh predikat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. 

"Bangsa yg besar adalah bangsa yg tahu menghargai jasa-jasa pahlawannya" 

No comments:

Post a Comment