Ilustrasi Sunat Foto : http://www.kompasiana.com/ |
Sehari atau dua hari sesudah
itu, biasanya hari Selasa, anak itu disunat oleh seorang yang sudah biasa
mengerjakan pekerjaan itu (dukun/manteri) yang sudah dipesan empat atau lima hari
sebelumnya.
Pada hari anak disunat itu dari pukul 4 pajar anak itu direndam tubuhnya (dari pinggang) kebawa) dalam pasu/paso (tempayan) yang berisi air bercampur tanah liat, supaya jangan terlampau banyak mengeluarkan darah. Sedangkan orang-orang dirumah itu tidak diatur sepanjang malam (begadang), berjaga-jaga sambil bercerita-cerita supaya jangan mengantuk.
Pukul lima pagi anak itu disuruh berendam di sungai dan orang pergi memanggil tukang sunat. Kalau rumahnya jauh dijemput dengan perahu. Waktu tukang sunat tersebut datang, anak itu dibawa naik, llau disunat. Biasanya anak itu disuruh duduk di atas bokor (baskom). Setelah semuanya rampung, tukang sunat pulang. Ia diantar dengan perahu pula serta diberi 1 bokor beras, 1 kelapa, uang, dan ayam satu ekor.
Anak yang telah disunat itu didudukan pada sebuah kasur bersandar pada beberapa bantal yang berhiasan “tumpangan” selama anak itu sakit. Pagi itu juga diadakan sedekah, kadang-kadang dengan memotong kambing.
Beberapa malam diadakan keramaian menurut kemampuan orang tuanya. Kalau ia mampu (kaya), diadakanlah wayang atau permainan/hiburan yang lain. Kalau orang itu kurang mampu, cukup dengan berkumpul-kumpul dan bercerita supaya jangan mengantuk, sebab mereka berjaga-jaga
Sementara itu banyaklah sanak saudara dan sahabat kenalannya datang melihat
(tilik) serta membawa kain, yang biasa disebut “pesalin”. Hal ini sangat
membantu sekali, karena yang disunat itu biasanya belum sembuh dalam 8 hari
walaupun sembari diberi obat.
sumber :Sripo
No comments:
Post a Comment