Acara kunjungan Presiden Sukarno di Palembang berlangsung selama dua hari yaitu, 3 dan 4 November 1960. Presiden beserta rombongan tiba di Talang Betutu pada pukul 13.07 WIB dan pada pukul 16.00 WIB di halaman Kantor Pemerintah Daerah Sumatra Selatan diadakan rapat raksasa. Malam harinya di gubernuran Jalan Tasik, berlangsung malam resepsi dan kesenian. Pada 3 November, pukul 7.30, Presiden Sukarno meresmikan Universitas Sriwijaya di Bukit Besar yang dihadiri tamutamu agung Jakarta, segenap pembesar daerah, para mahasiswa, dan pemuda.
Siangnya, pukul 11.30 WIB, presiden meletakkan batu pertama pembangunan gedung wanita dan pukul 12.30 meresmikan pemakaian Kantor Pemerintahan Daerah serta gedung Dewan PerwakilanRakyat Daerah, DPRD Tingkat I Sumatra Selatan yang dibangun pada kompleks perkantoranbelakang Rumah Sakit Charitas. Malam hari ceramah diadakan pada pukul 19.30 di Gedung Olahraga “Garuda” Palembang, yang sebelumnya pada sore harinya pukul 16.30 Presiden Sukarno menerima peserta pawai pembangunan yang diikuti pelbagai pengusaha, termasuk perusahaan-perusahaan seperti Stanvac, BPM, dan perusahaan swasta nasional serta instansi pemerintah di Kota Palembang.
Pada 4 November, Jumat pagi pukul 08.00 Presiden Sukarno meletakkan pemacang tiang pertama pembangunanPabrik Pupuk Sriwijaya yang berlangsung di halaman berdirinya pabrik pupuk di 2 Ilir. Acara ini disusul dengan pelayaran mengarungi Sungai Musi yang dimulai presiden dari Sungai Lais sampai ke depan Benteng Kuto Besak. Pada pukul 10.30 presiden beserta rombongan berangkat ke Jakarta.
Dalam mengarungi Sungai Musi,Presiden Sukarno bersama rombongan yang terdiri atas Menteri Chairul Saleh, Sudibjo, Roeslan Abdoelgani, dan para duta besar serta pembesar daerah antara lain Panglima TT II/Sriwijaya Kolonel Harun Sohar dan Gubernur Kepala DaerahAchmad Bastari menggunakan dua buah kapal DKA, Djawatan Kereta Api masingmasing “Djatajoe” dan “Tjendrawasih”. Presiden dalam pelayaran ini mendapat sambutan luar biasa, setiap kapal pengangkut minyak dan lain-lainnya yang dilewati oleh rombongan presiden membunyikan suling masing-masing dengan meriah, sementara itu rakyat berjejal sejak pagi menunggu rombongan presiden melewati mereka dari tepi-tepi Sungai Musi. Sepanjang tepi Sungai Musi, pada hari Jumat tersebut telah dibanjiri oleh masyarakat, apalagi semua kaum buruh dari perusahaanperusahaan swasta nasional diberi kesempatan untuk menyambut rombongan presiden yang melayari Sungai Musi.
Merekam realitas betapa antusiasme warga begitu tinggi terhadap kehadiran Sukarno di Palembang. Pelayaran Presiden Sukarno di Sungai Musi sekaligus melihat bakal lokasi proyek pembangunan Jembatan Musi, pelayaran ini diikuti lebih kurang 400 buah motor tempel dari berbagai daerah antara lain Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi IlirBanyuasin, dan Kotapradja Palembang. Presiden Sukarno dalam pelayaran di Sungai Musi melihat dan memeriksa proyek Jembatan Musi yang dibangun melintasi sungai tersebut. Pemerintah kota sendiri sejalan dengan pembangunan Jembatan Musi telah memperbaiki dan meluruskan jalan sampai merombak sebagian halaman Masjid AgungPalembang. Perasaan haru biru atas sambutan warga Palembang, membuat Sukarno merasa yakin, bahwa warga kota ini mendukung sepenuhnya
Program-program dalam Manipol dan Usdek. Sukarno dalam kunjungannya ini dengan penuh keyakinan pula kemudian memberi restu akan sebuah proyek raksasa yaitu membangun jembatan di atas Sungai Musi. Restu ini dengan resmi diucapkan presiden dalam kunjungannya ke Palembang tersebut, tidak lama setelah dana pampasan perang Jepang dihibakan kepada pemerintah Indonesia. Setelah kunjungan 1960, Presiden Sukarno, berkunjung kembali untuk “kedua” kalinya ke Palembang pada 1962 dalam rangka meresmikan pemancangan tiang pertama Jembatan Musi.
Sumber Tulisan Dan Foto : Buku Venesia Dari Timur. Memakai Produksi Dan Reproduksi Simbolik Dari Kolonial Sampai Pasca Kolonial. Karangan : DEDI IRWANTO MUHAMMAD SANTUN
Sumber Foto : Barpusdok kota Palembang
No comments:
Post a Comment