Pemanggang kemplang di "Kampung Kemplang" daerah Piparejo Kemuning Palembang, Minggu (27/5). Di kampung ini ditemui para pemanggang kemplang dan penikmat makanan sejenis kerupuk ini. (foto antarasumsel.com/feny selly) |
....Kampung Kemplang yang berada di Kecamatan Kemuning
Kota Palembang itu lokasinya tidak jauh dari pusat kota setempat....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Kemplang merupakan makanan ringan yang
tentu saja dikenal masyarakat luas, untuk mengetahui seperti apa makanan khas
itu secara khusus ada kampung "kemplang bakar" itu di Palembang yang
menjajakan sepanjang jalan.
Orang sering menyebutnya kampung kemplang bakar, karena di sepanjang jalan
di lokasi itu terdapat pondok-pondok yang menjual makanan ini. Para pedagang
ini menjual kemplang sambil memanggangnya dan mengemas di tempat sehingga siap
untuk dijual ke masyarakat yang melintas di kawasan itu.
Kemplang yang sudah dibakar itu langsung dikemas dalam plastik dan dijual
di tempat sehingga tentu saja rasanya masih sangat garing.
Para pedagang itu memanggang kemplang bakar itu sambil menjajakan karena
memang lokasinya berada di pinggir jalan raya.
Namun, pemandangan ini hanya dapat dilihat di kampung Kemplang yang berada
di Kecamatan Kemuning Kota Palembang dan lokasinya juga tidak terlalu jauh dari
pusat kota setempat.
Para pedagang kemplang bakar ini adalah para ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan tersebut.
Ibu-ibu yang memanggang kemplang bakar ini tampak dengan lincahnya menggerakkan tangan sehingga dengan mudahnya memanggang kemplang itu.
Para pedagang kemplang bakar ini adalah para ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan tersebut.
Ibu-ibu yang memanggang kemplang bakar ini tampak dengan lincahnya menggerakkan tangan sehingga dengan mudahnya memanggang kemplang itu.
"Saya hanya sebagai tenaga upahan untuk memanggang kemplang bakar
ini," kata salah seorang pekerja, Hernawati di Palembang, Senin.
Pekerjaan itu sudah ditekuninya sejak tiga tahun lalu sampai sekarang demi
untuk membantu keuangan keluarga.
Pendapatan yang diperoleh untuk membantu kehidupan keluarga dan lumayan
bisa membeli kebutuhan hidup sehari-hari seperti sayur, beras dan lainnya.
Pendapatan yang diperoleh dari memanggang kemplang ini dalam sehari bisa
sampai Rp30.000, tergantung dengan banyak atau tidaknya kemplang yang
dipanggang.
Sementara pengusaha kemplang bakar, Riani menuturkan, kalau usaha itu sudah
sejak tiga tahun lalu ditekuninya, walaupun pendapatannya tidak besar, tetapi
bisa membantu keuangan keluarga.
Kemplang mentah itu ia beli dari Ogan Ilir dengan harga Rp200 per buah dan
pada awalnya ia hanya mampu membeli sebanyak 500 buah dalam sehari.
"Saya belum mempunyai modal yang besar untuk membeli dalam jumlah
banyak," katanya.
Kalau sekarang ini kemplang yang dibelinya sekitar 1.000 buah sampai 2.000
buah.
Pembeli
datang sendiri
Para pembeli ini datang langsung ke lokasi untuk membeli kemplang bakar
tersebut dan rata-rata mereka menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
Mereka yang membeli itu berasal dari Palembang sendiri maupun dari luar
kota sebagai oleh-oleh atau buah tangan.
Masyarakat yang membeli kemplang bakar ini ada yang untuk dijual kembali
dan ada pula buat konsumsi sendiri dan buah tangan.
Kemplang yang terjual dalam sehari itu tergantung dengan kondisi, seperti
pada musim masuk sekolah mereka yang berbelanja sedikit, karena mungkin
terfokus untuk membeli keperluan sekolah.
Pendapatan yang diperoleh itu sekitar Rp300.000 per hari tetapi kotor,
sedangkan kalau dalam kondisi ramai seperti mendekati lebaran bisa sampai
Rp500.000 sampai Rp600.000 per hari.
Untung yang diperoleh tidaklah besar, tetapi lumayan bisa membantu
kehidupan keluarga sehari-hari, tuturnya sambil terus ikut memanggang kemplang
bakar.
Harga kemplang yang dijualnya itu tergantung dengan jumlahnya, kalau
kantong kecil isi 11 buah dijual Rp5.000, kemudian agak besar (isi 22 buah)
Rp10.000 per kantong dan seterusnya.
Pakai
bedak
Para ibu-ibu yang memanggang kemplang
bakar ini tampak wajahnya memakai bedak terbuat dari tepung beras dicampur
kunyit guna melindungi wajah mereka dari bara kayu arang.
"Bedak ini kami pakai untuk menghindari wajah dari panasnya kayu arang," kata Herawati.
Menurut dia, bedak itu terbuat dari
tepung beras dan dicampur kunyit sehingga berwarna kuning yang dipakai ketika
hendak memanggang kemplang bakar.
Bedak ini dipakai guna melindungi wajah dari sengatan kayu arang yang panas, karena waktu memanggang kemplang cukup lama.
Kerja memanggang kemplang ini mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB, ujarnya.
Riani berharap, kalau mereka dalam menjalankan usahanya dibantu pemerintah dalam hal permodalan sehingga bisa mengembangkan usaha kecilnya tersebut.
Ia mengaku, selama ini mereka
menggunakan modal seadanya untuk menjalankan usaha kecilnya itu, karena dananya
terbatas.
Selain itu, ia juga berharap bisa
menjalankan usahanya ini terus sehingga bisa menambah pendapatan bagi
keluarganya.
Ia mengaku selama ini belum ada bantuan dari pemerintah dalam mengembangkan usahanya tersebut.
"Belum ada yang membantu, saya memakai modal yang ada saja," ujarnya sambil memanggang kemplang bakar dibantu dua orang pekerjanya. (SUS)
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2012
No comments:
Post a Comment