Renovasi rumah sakit pelabuhan Palembang |
JAKARTA, selaluonline.com-
Rumah Sakit (RS) Pelabuhan telah menjadi rumah sakit favorit bagi
masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan medis. Kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit milik PT Pelindo II, atau yang disebut
dengan Indonesia Port Corporation (IPC) itu, karena para dokter dan tim
medisnya sangat humanis dalam melayani pasiennya.
Selain itu, peralatan medisnya juga sangat lengkap dan sudah terbilang cukup canggih, sehingga pasien tidak khawatir akan dialihkan ke rumah sakit lain dengan alasan kurangnya peralatan medis.
Sekedar diketahui, RS Pelabuhan awalnya hanya untuk pelayanan kesehatan bagi karyawan dan pensiunan IPC berserta keluarganya. Seiring berjalannya waktu, rumah sakit itu kini juga telah memberikan pelayanan kesehatan kepada perusahaan-perusahaan, dan masyarakat umum.
“Kami menyadari, dengan meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, dapat mendorong kami untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan disemua aspek,” kata Direktur Utama RS Pelabuhan, Susetyo, Kamis (1/6/2012).
Dalam kiprahnya melayani kesehatan masyarakat, RS Pelabuhan telah memiliki empat cabang rumah sakit, yakni RS Pelabuhan Jakarta (RSPJ), Port Medical Center (PMC), RS Pelabuhan Cirebon (RSPC), dan RS Pelabuhan Palembang (RSPP).
“Selain melebarkan sayapnya dibidang pelayan kesehatan, RS Pelabuhan juga membentuk suatu pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (BAPELJPKM),” jelas Susetyo.
Untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat, lanjut Susetyo, RS Pelabuhan juga telah melaksanakan program pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit. Diantaranya melakukan renovasi gedung, pembelian peralatan medis yang cukup canggih dan modern, serta meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan medis kepada masyarakat.
“Dari optimalisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pada tahun 2011, RS Pelabuhan berhasil mendapatkan laba diatas 58 persen, dari target pertahun. Dan memiliki laporan pembukuan yang sangat baik,” urai Susetyo, sambil menyebutkan, target itu tercapai karena pihaknya tidak pernah menolak pasein yang datang untuk berobat.
“Meskipun pasien tersebut dari orang yang tidak mampu atau yang hanya berbekal kartu Rakyat Miskin (Raskin), atau Surat Keterangan Tanda Tidak Miskin (SKTM) yang dikeluarkan pihak kelurahan, tetap kami layani dengan baik,” jelas Susetyo
Dalam hal ini, IPC sebagai induk dari RS Pelabuhan, selalu konsisten memberikan dana CSR ke PT RS Pelabuhan. Dana tersebut disalurkan untuk memberikan pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu di sekitar RS Pelabuhan
“Hampir sama dengan pelabuhan kapal, rumah sakit ini juga memiliki indikator pengukur kinerja seperti Berth Occupancy Ratio (BOR). Dimana tinggi rendahnya volume pasien yang masih bisa ditampung oleh fasilitas tempat dan alat pendukungnya,” jelasnya.
Sekedar diketahui, ukuran BOR di RSPJ mencapai 60 persen, RSPP mencapai 70 persen, PMC 60 persen lebih, dan RSPC juga 60 persen lebih. Kalau saja ukuran BOR sudah lebih dari 70 persen, pihak rumah sakit harus menambah fasilitas baru (kamar rawat inap dan alat-alat pendukung).
“RS Pelabuhan tidak akan menutup kemungkinan akan membangun rumah sakit di daerah lain sesuai kebutuhannya. Tapi khusus para pensiunan dan pegawai IPC, bila diwilayah kerjanya belum ada cabang dari RS Pelabuhan, mereka dapat mengunjungi rumah sakit rujukan yang sudah bekerjasama dengan RS Pelabuhan,” jelas Susetyo. (vike/mangontang)
Selain itu, peralatan medisnya juga sangat lengkap dan sudah terbilang cukup canggih, sehingga pasien tidak khawatir akan dialihkan ke rumah sakit lain dengan alasan kurangnya peralatan medis.
Sekedar diketahui, RS Pelabuhan awalnya hanya untuk pelayanan kesehatan bagi karyawan dan pensiunan IPC berserta keluarganya. Seiring berjalannya waktu, rumah sakit itu kini juga telah memberikan pelayanan kesehatan kepada perusahaan-perusahaan, dan masyarakat umum.
“Kami menyadari, dengan meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, dapat mendorong kami untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan disemua aspek,” kata Direktur Utama RS Pelabuhan, Susetyo, Kamis (1/6/2012).
Dalam kiprahnya melayani kesehatan masyarakat, RS Pelabuhan telah memiliki empat cabang rumah sakit, yakni RS Pelabuhan Jakarta (RSPJ), Port Medical Center (PMC), RS Pelabuhan Cirebon (RSPC), dan RS Pelabuhan Palembang (RSPP).
“Selain melebarkan sayapnya dibidang pelayan kesehatan, RS Pelabuhan juga membentuk suatu pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (BAPELJPKM),” jelas Susetyo.
Untuk lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat, lanjut Susetyo, RS Pelabuhan juga telah melaksanakan program pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit. Diantaranya melakukan renovasi gedung, pembelian peralatan medis yang cukup canggih dan modern, serta meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan medis kepada masyarakat.
“Dari optimalisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pada tahun 2011, RS Pelabuhan berhasil mendapatkan laba diatas 58 persen, dari target pertahun. Dan memiliki laporan pembukuan yang sangat baik,” urai Susetyo, sambil menyebutkan, target itu tercapai karena pihaknya tidak pernah menolak pasein yang datang untuk berobat.
“Meskipun pasien tersebut dari orang yang tidak mampu atau yang hanya berbekal kartu Rakyat Miskin (Raskin), atau Surat Keterangan Tanda Tidak Miskin (SKTM) yang dikeluarkan pihak kelurahan, tetap kami layani dengan baik,” jelas Susetyo
Dalam hal ini, IPC sebagai induk dari RS Pelabuhan, selalu konsisten memberikan dana CSR ke PT RS Pelabuhan. Dana tersebut disalurkan untuk memberikan pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu di sekitar RS Pelabuhan
“Hampir sama dengan pelabuhan kapal, rumah sakit ini juga memiliki indikator pengukur kinerja seperti Berth Occupancy Ratio (BOR). Dimana tinggi rendahnya volume pasien yang masih bisa ditampung oleh fasilitas tempat dan alat pendukungnya,” jelasnya.
Sekedar diketahui, ukuran BOR di RSPJ mencapai 60 persen, RSPP mencapai 70 persen, PMC 60 persen lebih, dan RSPC juga 60 persen lebih. Kalau saja ukuran BOR sudah lebih dari 70 persen, pihak rumah sakit harus menambah fasilitas baru (kamar rawat inap dan alat-alat pendukung).
“RS Pelabuhan tidak akan menutup kemungkinan akan membangun rumah sakit di daerah lain sesuai kebutuhannya. Tapi khusus para pensiunan dan pegawai IPC, bila diwilayah kerjanya belum ada cabang dari RS Pelabuhan, mereka dapat mengunjungi rumah sakit rujukan yang sudah bekerjasama dengan RS Pelabuhan,” jelas Susetyo. (vike/mangontang)
Sumber tulisan : selaluonline.com
Palembang, Boom baru, 0612, Dodi NP
No comments:
Post a Comment